Mataram (Inside Lombok) – Perum Bulog NTB mengolah beras lokal dengan teknologi canggih yang disebut Rice to Rice (RTR). Pengolahan beras yang telah berjalan di Lombok Timur ini pun mampu menghasilkan beras berkualitas premium yang peminatnya cukup besar, dan diserap setiap minggunya oleh ritel modern.
“Permintaan per hari dari ritel modern, terutama Indomaret sendiri sekitar 20-40 ton, itu sekitar semingguan,” ujar Manajer Operasional Sentra Pengolahan Beras Lombok Timur, I Made Indramawan, Senin (6/5).
Saat ini perum Bulog NTB, terutama cabang Lombok Timur sudah mampu memenuhi permintaan beras kemasan di ritel-ritel modern yang ada. Apalagi dengan adanya mesin RTR sehingga mampu mengolah beras menjadi beras kemasan, yang siap dipasarkan.
RTR di Kecamatan Sikur tersebut sudah melakukan pengolahan dalam tiga tahun terakhir. Mesin berteknologi tinggi ini mampu menghasilkan beras premium. “Untuk produksi kita per hari itu bisa dapat 6 ton per jam dengan kita mengolah beras candimulyo yang kualitas premium, dari bahan baku asalnya semua sudah jadi beras premium. Per hari itu kita estimasikan dapat 30 sampai 35 ton beras yang sudah di kemas,” ungkapnya.
Bahkan beras-beras yang diolah menjadi beras kemasan dengan kualitas premium, semua bahan bakunya berasal dari para petani lokal di pulau Lombok yang dibeli oleh Bulog. Sebagian besarnya ada juga lempar ke pasar dan masuk ritel modern. “Jadi di sini prosesnya sudah sangat modern dari mesin ini bisa membersihkan batu, dan kotoran kotoran, di sini juga bisa mixing,” jelasnya.
Sementara itu, ada dua jenis beras premium yang diproduksi yakni merk Setra Ramos dan Candimulyo dengan berat masing-masing 5 kilogram (kg) per karung. Selain beras premium bermerk, sentra pengolahan beras ini juga menjual beras premium dalam karungan 10 kg maupun 25 kg, sesuai pesanan konsumen.
“Jadi mesin kami ini hanya menghasilkan beras premium. Beras itu digiling di mitra bulog selanjutnya kami olah menjadi premium disini,” katanya. Made menambahkan, mesin RTR ini juga menerima jasa olah dari mitra bulog dari beras asalan menjadi beras premium. Manajemen hanya mengenakan tarif olah sebesar Rp290 per kg. “Ada banyak mitra itu bawa berasnya ke sini, kita olah menjadi premium menggunakan mesin canggih ini,” demikian. (dpi)
