27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiBidang Konstruksi Sukses Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi NTB

Bidang Konstruksi Sukses Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi NTB

Mataram (Inside Lombok) – Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat pada triwulan I tahun 2023 pertumbuhan ekonomi NTB mengalami pertumbuhan sebesar 3,57 persen. Tumbuhnya ekonomi NTB di triwulan I didukung dengan tumbuhnya lapangan usaha, terutama di bidang konstruksi. Beberapa pembangunan yang dilakukan di NTB mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Kepala BPS NTB, Wahyudin menerangkan perekonomian NTB berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Triwulan I-2023 mencapai Rp40,10 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp25,30 triliun. Ekonomi NTB pada triwulan I-2023 terhadap Triwulan I-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 3,57 persen. Pertumbuhan terjadi pada 12 lapangan usaha, sedangkan 5 lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi.

“Dari sisi produksi, konstruksi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,76 persen. Dari sisi pengeluaran komponen PMTB mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,21 persen,” ujar Wahyudin, Jumat (5/5).

Dirincikan 12 lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan selain konstruksi, ada perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 9,07 persen, dan jasa perusahaan sebesar 7,68 persen. Selanjutnya, lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 6,54 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh sebesar 5,51 persen, serta real estate sebesar 5,29 persen.

“Sedangkan 5 lapangan usaha lainnya yang terkontraksi yaitu jasa keuangan dan asuransi sebesar 7,23 persen, kemudian disusul pertambangan dan penggalian 0,48 persen,” tuturnya.

Tak hanya itu, ada juga informasi dan komunikasi sebesar 0,23 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 0,18 persen. Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 0,11 persen.

“Ekonomi NTB pada triwulan I 2023 terhadap triwulan sebelumnya jika dilihat mengalami kontraksi sebesar 2,37 persen secara q to q,” ucapnya.

Pertumbuhan terjadi pada 2 lapangan usaha, sedangkan 15 lapangan usaha lainnya terkontraksi. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 15,53 persen, dan Jasa Perusahaan sebesar 0,24 persen. Di sisi lain, tiga lapangan usaha yang mengalami kontraksi cukup dalam adalah industri pengolahan sebesar 15,23 persen, diikuti oleh administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 13,85 persen; dan pertambangan dan penggalian sebesar 13,84 persen.

“Dari sisi produksi, industri pengolahan mengalami kontraksi terdalam sebesar 15,23 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi tertinggi sebesar 20,17 persen,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer