Mataram (Inside Lombok) – Investasi dengan nilai puluhan miliar mulai masuk ke Kota Bima. Investor yang masuk pun rencananya akan membangun hotel megah di sana. Rancangan untuk proyek itu pun disebut sudah diselesaikan.
Ada dua hotel yang akan dibangun oleh investor Kolaka Grup dengan nilai mencapai Rp35 miliar. Satu bangunan dengan nilai Rp25 miliar di kawasan Amahami dan Rp10 miliar di kawasan niaga Kota Bima.
Masuknya para investor ke Kota Bima ke depannya akan menarik investor lainnya yang akan melakukan investasi lainnya. “Yang jelas sudah ada dana Rp10 miliar tahun ini untuk Kolaka Suite (city hotel) dengan 32 kamar. Kemudian investor lain masih dengan perusahaan yang sama membuat suite itu Rp25 miliar lebih besar, nanti viewnya menghadap pantai,” ujar Penjabat Walikota Bima, Muhammad Rum, Kamis (25/1).
Kendati, untuk pengerjaannya sendiri sekarang ini masih terbentur persoalan RTH (Ruang Terbuka Hijau). Lantaran sebelumnya ada kekeliruan dari pemerintahan yang lama untuk mengeluarkan Rancangan Detail Tata Ruang (RDTR) atas lahan pribadi orang.
“Ini sudah saya lapor ke Kementerian ATR/BPN di Jakarta akan dilakukan, direvisi nantinya. Saya minta teman-teman beri izin dulu supaya bisa mereka bangun dulu,” katanya. Sedangkan untuk pembangunan dua hotel tersebut, terutama untuk city hotel diharapkan pada tahun ini bisa rampung pembangunannya.
Jika hotel itu terbangun, diharapkan semakin banyak wisatawan atau pengunjung ke Kota Bima, baik untuk berlibur maupun bisnis. “Insyaallah hotel yang tadi 32 kamar termasuk hotel bintang 2 ini selesai. Kami juga membuat jogging track di Mangrove di atas pantai Amahami (dekat dengan pembangunan hotel kedua,red),” jelasnya.
Sementara untuk investor yang masuk berinvestasi di Kota Bima masih dari Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN). Sedangkan untuk Penanam Modal Asing belum ada penjajakan. Saat ini difokuskan kepada para investor dalam negeri yang mempunyai modal berinvestasi di dalam daerah.
“Kita masih menarik yang lokal-lokal dulu. Kalau PMA itu nanti skala besar (investasinya, Red). Sementara itu dulu, kita juga sudah minta Santika masuk dan insya allah mereka sedang mencari lahan,” imbuhnya.
Masuknya pada investasi di Kota Bima dengan pembangunan hotel ini tentu saja ada pasarnya. Karena Kota Bima termasuk kota yang indah, tidak kalah dengan kabupaten/kota lainnya di NTB, hanya saja konektifitasnya yang kurang. “Ini kita butuhkan konektivitasnya, sedang kami coba agar semakin banyak kunjungan ke Kota Bima,” ujarnya. (dpi)