23.8 C
Mataram
Kamis, 17 Juli 2025
BerandaEkonomiDukung Kakao Unggulan, OJK NTB Sasar Petani KLU

Dukung Kakao Unggulan, OJK NTB Sasar Petani KLU

Lombok Utara (Inside Lombok) – Lombok Utara dikenal sebagai salah satu daerah penghasil coklat atau kakao. Komoditas ini merupakan salah satu komoditas unggulan NTB. Untuk mendukung peningkatan komoditas tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB ambil peran dengan mendorong peningkatan ekonomi daerah melalui dukungan pengembangan perkebunan kakao.

Kepala OJK NTB, Rudi Sulistyo menegaskan komitmen lembaganya dalam mendukung peningkatan ekonomi daerah. Menurutnya, OJK tidak hanya bertugas menjaga stabilitas sektor keuangan dan melindungi konsumen, tetapi juga berperan aktif mendorong program pembangunan ekonomi lokal, sehingga diperlukan upaya terobosan antara OJK bersama dengan pemda dan stakeholders. Terlebih perekonomian NTB dapat tumbuh pesat melalui pengembangan komoditas yang memberikan dampak positif signifikan bagi masyarakat.

“Kami telah memetakan berbagai komoditas unggulan di NTB, dan kakao merupakan salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi,” ujarnya.

Lebih lanjut, komoditas kakao dikembangkan melalui skema ekosistem closed loop dengan dukungan industri jasa keuangan, sehingga dapat tumbuh secara berkualitas. Langkah tersebut juga merupakan bentuk scale up komoditas kakao yang telah dikembangkan oleh Kantor OJK Provinsi Bali sejak tahun 2024.

Untuk merealisasikan tujuan ini, OJK menghadirkan berbagai pelatihan. Para pelaku usaha akan mendapatkan materi pengelolaan keuangan sementara pakar dari Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB akan berbagi ilmu tentang budidaya dan pascapanen. “Ada juga perwakilan dari industri jasa keuangan, khususnya perbankan, hadir untuk memberikan informasi seputar akses pembiayaan,” tuturnya.

Dukungan modal pembiayaan ini akan dikolaborasikan dengan program kredit/pembiayaan melawan rentenir yang digagas oleh Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) KLU. “Ini adalah langkah konkret OJK untuk memastikan petani kakao mendapatkan akses pembiayaan yang mudah dan terjangkau, menjauhkan mereka dari jerat rentenir,” jelasnya.

Ditambahkan, Ketua Kelompok Tani Kakao di KLU, Pardan menyampaikan apresiasi atas dukungan OJK dalam mendorong pengembangan perkebunan kakao. Pasalnya, mayoritas petani kakao belum mengakses pembiayaan dari perbankan, sedangkan petani membutuhkan modal untuk pemeliharaan tanaman dan pemupukan. “Kami berharap upaya yang digagas OJK ini dapat mendorong hasil kakao semakin produktif dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat,” ujarnya.

Sementara, Kepala Bidang Perkebunan, Distanbun NTB, Ahmad Ripai menjelaskan saat ini, 60 persen perkebunan kakao NTB ada di Lombok Utara, dengan jumlah produksi 1.669 ton biji kering per hektar dan digeluti oleh 4.600 kepala keluarga. Dengan tren harga kakao yang relatif naik hingga mencapai Rp140 ribu pada Desember 2024, maka perkebunan kakao sangat menjanjikan bagi masyarakat khususnya di wilayah Lombok Utara.

“Jadi penerapan budidaya dan perlakuan pasca panen yang baik dan benar akan menghasilkan produksi yang optimal sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani,” ujarnya.

Untuk itu, dengan adanya sinergi OJK, Pemda dan stakeholder akan terus dioptimalkan untuk memaksimalkan potensi daerah. Tentu tujuannya jelas, yakni mendukung pengembangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masing-masing wilayah. “Masa depan kakao Lombok Utara tampak cerah, dan mereka siap menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang berkelanjutan,” demikian. (dpi)

- Advertisement -


Berita Populer