31.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaEkonomiHarga Gabah di Penggilingan Mulai Turun, Harga Beras Diharap Menyusul

Harga Gabah di Penggilingan Mulai Turun, Harga Beras Diharap Menyusul

Mataram (Inside Lombok) – Saat ini beberapa wilayah di NTB mulai memasuki masa panen padi. Artinya ketersedian beras di NTB semakin bertambah, sehingga diharapkan mampu menekan lonjakan harga beras. Harga gabah yang juga mulai turun di penggilingan diharapkan membantu stabilisasi harga beras yang saat ini menyentuh Rp16-17 ribu per kilogram (kg) di pasaran.

Sebagai informasi, saat ini beras premium kemasan kg ada di harga Rp14 ribu dari sebelumnya Rp15-15.5 ribu. “Makanya hari ini pun banyak beberapa mitra penggilingan membuat PO, dengan harga Rp14 ribu dan itu sudah super (berasnya, Red),” ujar Pinwil Bulog NTB, Raden Guna Dharma melalui Manajer Bisnis, Sawaludin Susanto dan Manajer Administrasi dan Keuangan, Agung Sarianto, Senin (4/3).

Pergerakan harga beras yang sudah turun, karena jenuhnya pasar dilempar terus menerus beras. Di satu sisi, 30 persen kartu keluarga (KK) di NTB telah digelontorkan langsung beras, ini erat kaitannya dengan penawaran dan permintaan di pasaran. “Insyaallah masyarakat tidak perlu khawatir saat kebutuhan pangan,” ucapnya.

Pada Maret 2024 ini akan ada panen di beberapa wilayah di NTB. Untuk di Pulau Lombok akan panen di Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur bagian utara. Termasuk di wilayah Dompu dan Sumbawa.

“Ini diperkirakan harga gabah panen sudah menyentuh Rp6.5-7 ribu, sebelumnya Rp8 ribu per kg Gabah Kering Panen (GKP). Kalau beras Rp13.5-14 ribu bisa menjadi beras bagus,” terangnya.

Menurutnya dengan kondisi ini tentunya masyarakat tidak perlu sampai panic buying. Pasalnya stok mulai penuh, bahkan dari pantauan harga beras selalu mengalami penurunan. Meskipun memang masih jauh dari HPP dengan pembelian bulog Rp10.000, namun dengan terus ada ketersedian ini tidak perlu dikhawatirkan. Bahkan kebutuhan NTB 45 ribu ton per bulan bisa terpenuhi karena melalui mekanisme pasar.

“Bulog ini hanya mengintervensi 5-7 persen kebutuhan pasar. Sejak terjadi kelangkaan ini kita intervensi 30 persen. Harapan kita sekarang data Pertanian ini di Maret, April Mei sudah panen maka melewati kebutuhan konsumsi kita, kita bisa surplus kalau produksi kita diatas 45 ribu ton,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer