31.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaEkonomiHarga Garam Capai Rp1 Juta per Kuintal, Petani di Loteng Sumringah

Harga Garam Capai Rp1 Juta per Kuintal, Petani di Loteng Sumringah

Lombok Tengah (InsIde Lombok) – Beberapa waktu belakangan harga garam petani lokal NTB berhasil menembus angka Rp1 juta per kuintal. Hal ini pun disambut baik oleh para petani garam, salah satunya yang ada di Desa Kidang, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng).

Peningkatan harga ini diakui terjadi meski produksi terbilang masih cukup minim. Salah satu petani garam, Amaq Sani mengatakan kenaikan harga garam itu karena produksi garam yang menipis di wilayah selatan Loteng, lantaran curah hujan yang tinggi.

“Ada mungkin dua bulanan ini harga garam tembus sampai Rp450-500 ribu per 50 kilogram,” katanya saat ditemui di lokasi tambak, Kamis (25/5/2023). Amaq Sani memproduksi garam di lahan seluas 6 are. Dalam sekali panen, ia bisa mendapatkan 6 ton garam.

Ia menuturkan, selama 11 tahun menjadi seorang petani garam, belum pernah mendapat harga garam seperti saat ini. Hal itulah yang membuat petani garam sedang sangat bersyukur. Semisal dirinya, jika hasil panen laku semua, maka omzet ladang garamnya bisa mencapai Rp60 juta sekali panen.

“Selama ini harganya hanya sampai Rp100 ribu, sampai Rp50 ribu saja, tapi alhamdulillah sebagai petani di sini saya sangat bersyukur,” ungkapnya. Diakuinya, proses produksi garam ini membutuhkan waktu hingga sekitar satu bulan lamanya jika dimulai dari penuaan air laut sampai terbentuk garam. “Kalau sampai jadi itu ada dua proses, makanya membutuhkan waktu tiga minggu sampai satu bulan,” jelasnya.

Sementara Itu, Kepala Desa Kidang, Tarnadi menceritakan pelatihan yang diberikan kepada para petani tetap dilakukan. Terutama agar para petani bisa membuat garam jadi atau yang siap jual

“Selama ini kan petani hanya menjual ke pengepul dan dijual sendiri dengan keliling ke rumah warga saja,” katanya. Menurutnya, untuk menghasilkan produksi garam yang lebih banyak dengan kualitas yang baik, para petani perlu diberikan bantuan alat produksi seperti terpal sebagai alas pembuatan garam. “Kalau dibeli sama petani harganya cukup mahal, makanya perlu ada bantuan dari dinas terkait,” harapnya.

Selain itu juga, kata Tarnadi, renovasi saluran irigasi perlu diperhatikan sebagai salah satu instrumen produksi. Sehingga pihaknya berharap hal itu bisa menjadi atensi pemerintah daerah, karena Desa Kidang menjadi salah satu desa penghasil garam di Loteng. “Semoga dilihat lah sama pemerintah, dan diberikan bantuan, baik alat pengemasan maupun lainnya,” pungkasnya. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer