Mataram (Inside Lombok) – Harga tiket pesawat dari dan ke NTB sampai saat ini dinilai masih cukup tinggi. Jika dilihat sekarang ini, tingginya tarif tiket pesawat khususnya rute Bali-Lombok, dan sebaliknya mencapai Rp1,2 juta. Hal tersebut juga ikut mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke NTB hingga mempengaruhi usaha akomodasi, salah satunya seperti dirasakan hotel-hotel yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel Melati (PHM) Mataram.
Harga tiket Bali – NTB itu dinilai cukup tinggi jika dibandingkan dengan rute yang lebih jauh. Jika saja satu keluarga dengan jumlah delapan orang yang merencanakan perjalanan ke Lombok menggunakan pesawat dari Bali, maka harus siap menanggung biaya hingga belasan juta untuk sekali pergi.
“Tentu ini akan mempengaruhi keinginan orang untuk berkunjung ke Lombok. Itu juga berdampak sama keterisian kamar hotel melati. Harus jadi perhatian terus menerus pemerintah kita. Agar daerah kita jangan hidupnya saat ada event-event besar saja,” ungkap Ketua PHM Kota Mataram, I Gede Wenten, Jumat (8/3).
Dikatakan, kondisi hotel Melati khususnya di Kota Mataram saat ini dengan jumlah okupansi berkisar antara 20 sampai 30 persen. Di mana di Kota Mataram jumlah hotel melati sekitar 50 lebih.
Selama ini hotel Melati hidup dari kunjungan wisatawan lokal, seperti dari Pulau Sumbawa dan ada juga dari Bali. Pasalnya untuk tamu event-event besar tidak bisa berharap besar, karena kebanyakan tamu memilih untuk menginap di hotel sekitar event.
“Kalau event besar seperti balap MotoGP di Mandalika belum bisa meningkatkan jumlah tamu menginap di hotel melatih. Maka kami berharap dari tamu dari luar kota Mataram menginap karena ada kepentingan,” tuturnya.
Menurutnya, jika melihat dari penyelenggaraan MotoGP Mandalika tahun 2023, hampir tidak berdampak terhadap peningkatan tamu hotel Melati. Karena kemungkinan fokus akomodasi tamu hanya kepada hotel bintang. Maka dari itu sepinya kunjungan tamu hotel non bintang ini a jangan diperparah lagi dengan tingginya tarif tiket pesawat terbang.
“Jangan sampai orang makin tak berminat datang ke Lombok karena mahalnya harga tiket pesawat. Saat MotoGP saja saya banyak yang menyeberang dari Bali ke Lombok menggunakan sepeda motor, kendaraan dari pada menggunakan pesawat terbang,” demikian. (dpi)