26.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiHarga MinyaKita Lewati HET, Kadisdag NTB: Naik Seribu, Cabai Yang Tinggi

Harga MinyaKita Lewati HET, Kadisdag NTB: Naik Seribu, Cabai Yang Tinggi

Mataram (Inside Lombok) – Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng merk “MinyaKita” belakangan ini mengalami kenaikan. Sebelumnya harga MinyaKita Rp15 ribu per liter, sekarang menjadi Rp16.500 per liter. Kenaikan yang sudah terjadi sejak sebulan lalu ini pun dikhawatirkan akan mempengaruhi daya beli masyarakat.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) NTB, Baiq Nelly Yuniarti mengatakan kenaikan harga ini terjadi lantaran HET yang memang naik. Namun kondisi itu disebut tidak menjadi kekhawatiran pihaknya, lantaran kenaikan harga lebih serius justru terjadi pada cabai.

“Harga cabai naik dari Rp37.300 per kilogram (kg) menjadi Rp41.083 per kg atau naik Rp3.750 per kg. Kalau minyak goreng kan naiknya seribu saja, cabai ini naik banyak kita harus siaga satu,” ujarnya, Selasa (16/7).

Jika kenaikan harga MinyaKita dipengaruhi kenaikan HET secara nasional, maka kenaikan harga cabai disebutnya dipengaruhi musim, di mana sebagian kecil petani di NTB masih panen sehingga kurang bisa memenuhi kebutuhan yang cukup banyak. “Cabai ini tiap hari dibeli. Kalau minyak goreng dia hanya beli seminggu sekali. Jadi kita lihat kebutuhan sehari-hari dulu ini,” ucapnya.

Harga MinyaKita saat ini juga tidak dikhawatirkan berdampak terhadap inflasi daerah. Namun, komoditas cabai yang mengalami lonjakan harga, biasanya seringkali memicu inflasi. Kondisi ini berkaca dari gejolak harga yang terjadi sebelumnya.

Kenaikan harga saat ini juga tidak berbarengan dengan perayaan hari besar keagamaan di NTB sehingga permintaan akan komoditas tersebut tidak meningkat. Berbeda jika kenaikan harga terjadi saat momentum hari besar yang selalu berpengaruh terhadap psikologis pasar.

Meski demikian, kenaikan harga komoditas ini tetap menjadi atensi, sehingga tidak berpengaruh besar terhadap daya beli masyarakat. Untuk itu, pihaknya akan melakukan operasi pasar untuk menekan potensi permainan spekulan.“Kalau operasi pasar kami tetap laksanakan nanti, masih di wilayah perkotaan dulu,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer