28.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiJalin Kerja Sama dengan Perusahaan Jepang, Hasil Produksi Pabrik Porang di Sekotong...

Jalin Kerja Sama dengan Perusahaan Jepang, Hasil Produksi Pabrik Porang di Sekotong Dipastikan Punya Standar Internasional

Mataram (Inside Lombok) – PT. Rezka Nayatama memastikan kualitas hasil produksi olahan umbi porang dengan standarisasi internasional. Hal itu diwujudkan lewat kerja sama dengan konsorsium bisnis yang dikelola perusahaan asal Jepang, Harada Foods Co., Ltd.

Direksi Harada Foods pun telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT. Rezka Nayatama dan melakukan kunjungan ke pabrik di Sekotong, Lombok Barat pada Senin (23/10) lalu. Direktur PT. Rezka Nayatama, Rachmad Saptadi menjelaskan kerja sama itu memungkinkan pabrik di Sekotong meningkatkan kualitas produksi dan menyasar pasar porang yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun internasional.

Dijelaskan, besarnya pasar porang di Indonesia menarik Harada Foods untuk menjalin kerja sama. Untuk itu, perusahaan asal China Lijiang Daran Biology Co., Ltd. juga dilibatkan sebagai bagian dari konsorsium bisnis tersebut.

Lijiang Daran Biology sendiri telah memperoleh hak impor dan ekspor swakelola, registrasi FDA, sertifikasi ISO9001 dan sertifikasi HACCP, serta sertifikasi organik dari Tiongkok, Amerika, Jepang, dan Uni Eropa. Produk utamanya meliputi tepung konjak, tepung konjak murni, manno-oligosakarida konjak (cair), dan manno-oligosakarida konjak (bubuk).

“Melihat pasar Indonesia besar, jadi dia (Harada Foods, Red) tidak ingin bersaing, tapi berkolaborasi menggarap pasar Indonesia yang besar, juga pasar luar negeri,” ujar Rachmad saat diwawancara, Kamis (26/10).

Lewat kerja sama itu, Harada Foods akan membantu PT. Rezka Nayatama melakukan optimalisasi mesin pengolahan di pabrik di Sekotong agar hasil produksi sesuai standar internasional, sekaligus membantu pemasaran ke luar negeri. Sedangkan untuk pasar dalam negeri standarisasi internasional yang didapat dari Harada Foods akan menjadi jaminan kualitas produk turunan porang yang dibuat PT. Rezka Nayatama.

Diakui, ada beberapa tantangan untuk peningkatan produksi porang di pabrik Sekotong. Antara lain purifikasi porang lokal dengan tipikal umbi berwarna kuning, agar menjadi putih sesuai kebutuhan pasar internasional.

“Di Indonesia warna umbi kuning, berbeda dengan di China dan Jepang yang warna umbi (porangnya) putih). Untuk pasar Indonesia sebenarnya itu tidak bermasalah, karena untuk makanan, tapi untuk kebutuhan farmasi dan kosmetik harus (dipurifikasi agar warna menjadi) putih atau transparansi 75 persen,” jelas Rachmad.

Untuk peningkatan kualitas dari sisi purifikasi umbi itu, PT. Rezka Nayatama akan memanfaatkan teknologi buble dryer yang sudah digunakan di Lijiang Daran Biology. Selain itu, standarisasi baru juga tengah disusun lewat kerja sama itu, agar jenis produk bisa lebih bervariasi, termasuk untuk spesifikasi umbi yang bisa diterima pabrik.

Ke depan, PT. Rezka Nayatama menargetkan bisa memenuhi kebutuhan 1.200 ton tepung porang yang saat ini masih diimpor dari China untuk kebutuhan pasar dalam negeri. Seiring dengan itu, hasil produksi perusahaan itu juga mulai dikenalkan ke pasar internasional. Terutama ke Amerika Serikat, Eropa, India dan Australia.

“Kita fokus dulu (memenuhi kebutuhan pasar) dalam negeri, tapi sebagian kecil kita ekspor ke luar negeri untuk mendapatkan nama dahulu. Sehingga kesadaran di pasar Amerika, Eropa, India, Australia ada (hasil produksi) Rezka, meskipun volumenya masih kecil,” jelas Rachmad.

Pihaknya optimis target tersebut tercapai, lantaran modal sumber daya yang sudah sangat mencukupi. Pihak Harada Foods sendiri disebut Rachmad mengakui kualitas sumber daya tersebut, mulai dari kualitas lahan tanam yang sangat baik di NTB lantaran memiliki lebih dari satu gunung berapi, kualitas umbi, dan lainnya.

Seperti diketahui, Presiden Indonesia sejak 2021 lalu juga telah menginstruksikan agar porang menjadi salah satu komoditas ekspor andalan baru di tanah air. Komoditas ini dinilai memiliki nilai tambah yang baik, bukan hanya bagi pengusaha pengolahan, melainkan juga bagi para petani.

CEO Harada Foods, Toshihiro Harada dalam kunjungannya ke NTB mengakui dengan melihat potensi yang ada di Indonesia, sumber daya yang ada memungkinkan perluasan produksi porang. Melihat adanya pabrik porang yang dikelola PT. Rezka Nayatama dengan permesinan yang sudah memenuhi standar internasional, peluang peningkatan ekonomi dari pengolahan porang lokal itu sangat mungkin dilakukan.

“Kemungkinan untuk ekspor juga ada. Melihat potensi pasar produk olahan porang ‘konyaku’ yang ada di Asean, Eropa dan Amerika. Sudah barang pasti potensi ekspor itu ada,” ujarnya.

Ia pun berharap pemerintah daerah setempat, dalam hal ini Pemprov NTB, bisa bekerjasama melakukan observasi perkebunan porang terluas di Jepang yang ada di Prefektur Gunma. Harada menyatakan pihaknya siap memfasilitasi hal tersebut, termasuk untuk menunjukkan mesin-mesin yang digunakan untuk produksi porang.

“Saya berharap dengan adanya PT Rezka ini akan turut mensejahterakan para petani porang yang ada di Indonesia, terutama Lombok. Selain itu, produk hasil jadi porang yang sudah diproduksi di Indonesia dapat dipasarkan ke seluruh Indonesia, bahkan ekspor luar negeri,” lanjutnya. (r)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer