Mataram (Inside Lombok) – Dinas Pariwisata (Dispar) NTB mengingatkan hotel-hotel yang ada agar tidak menaikkan harga kamar melebihi ketentuan yang berlaku. Pasalnya, kenaikan harga kamar hotel yang tidak wajar pada saat event akan berdampak pada lama tinggal wisatawan.
Kepala Dispar NTB, Jamaludin menyebutkan kenaikan harga kamar khusus di lokasi event yaitu bisa tiga kali lipat. Sementara untuk daerah penyangga seperti di Kota Mataram yaitu sekitar dua kali lipat, dan wilayah yang lebih jauh seperti Senggigi (Lombok Barat) dan Tiga Gili (Lombok Utara) hanya bisa satu kali lipat.
“Yang kita khawatirkan di Mandalika kan. Itu bisa tiga kali. Ditempat event dan itu yang tertinggi naiknya. Mataram itu dua kali dan Senggigi dan Gili itu satu kali. Ini maksimal kenaikan, tapi kalau tidak menaikkan harga juga bagus,” katanya.
Dispar NTB sudah mengumpulkan para pelaku perhotelan terkait antisipasi kenaikan harga kamar. Upaya yang dilakukan untuk memaksimalkan pengawasan, kabupaten kota sudah membentuk satgas. “Lombok Tengah sudah membuat satgas untuk pengawasan harga kamar ini,” katanya.
Ia mengatakan, Dispar NTB meminta masyarakat atau konsumen melaporkan jika ada hotel yang menaikkan harga di atas ketentuan. Karena jika ditemukan maka akan diberikan sanksi yang tegas. “Nanti kalau ada konsumen yang melapor ada hotel yang menaikkan harga tidak sesuai ketentuan kita akan tindak,” katanya.
Satgas yang dibentuk pemda terdiri dari aparat kepolisian, kejaksaan, pelaku travel, pemilik hotel dan asosiasi. Karena nantinya sanksi yang akan diberikan kepala oknum yang menaikkan harga lebih dari ketentuan hingga merugikan konsumen.
“Itu sudah kita bicarakan dengan Kapolda, karena di Peraturan Gubernur itu tidak ada sanksi dan satgas tidak ada sanksi,” ujarnya. Larangan menaikkan harga kamar hotel ini agar wisatawan yang datang ke NTB khususnya Lombok bisa lebih lama.
Dikhawatirkan, jika harga kamar meningkat signifikan maka wisatawan hanya datang menonton dan langsung pindah ke Bali untuk liburan. Karena selama ini penerbangan langsung masih lebih banyak ke Bali.
“Mereka tidak sekedar nonton dan langsung balik. Harapan kami kan disini bisa lama tinggal. Ketika lama bisa datang ke pusat perbelanjaan dan bisa makan juga. Transportasi berjalan dan semua dapat manfaatnya,” ujarnya. (azm)