29.5 C
Mataram
Rabu, 3 Juli 2024
BerandaEkonomiKedepankan Teknologi, Peresmian Pabrik di Sekotong Dukung Industrialisasi Porang NTB

Kedepankan Teknologi, Peresmian Pabrik di Sekotong Dukung Industrialisasi Porang NTB

Mataram (Inside Lombok) – Minat investor untuk masuk dan berinvestasi di NTB disebut semakin meningkat. Hal itu salah satunya terlihat dari diresmikannya pabrik porang milik PT. Rezka Nayatama di wilayah Sekotong, Lombok Barat. Di mana pabrik itu menjadi yang pertama di Indonesia yang dapat memproduksi tepung glukomanan dengan kadar hingga 90 persen dengan mengadopsi teknologi industri manufaktur 4.0.

Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti menerangkan pabrik porang yang menggunakan teknologi internet of things (IoT) itu juga menerapkan industri hijau sebagai konsepnya, dan ke depan akan menggunakan energi surya. Sehingga porang-porang yang telah dimiliki petani tidak lagi dijual dalam bentuk utuh, melainkan bisa diolah menjadi keripik (chip) hingga tepung di pabrik.

“Chip itu sendiri yang akan menjadi bahan baku ketika petani tidak lagi menanam, yang kedua menjadi bahan baku tepung glukomanan. Kemudian bahan baku untuk segala konsumsi kosmetik,” ujar Nuryanti, Rabu (26/7).

Saat ini produk yang terbuat dari porang mulai merambah ke Indonesia, khusus NTB itu mulai ada lifestyle menggunakan beras porang. Hal ini yang menjadi peluang dan kerja sama dengan perusahan Jepang yang memang memproduksi produk dari porang yang bisa dibangun, sehingga pabrik yang besar ini akan bermanfaat sangat bagus untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru khususnya produk turunan.

- Advertisement -

“Nah itu kita akan dilatih langsung oleh perusahaan Jepang, karena kualitas ekspor jadi harus dari perusahaan yang ekspor ini. Alhamdulillah perusahaan ini juga memiliki komitmen untuk memberdayakan IKM sekitar,” tuturnya.

Pihaknya pun berharap semua kabupaten/kota di NTB mendukung industrialisasi porang tersebut. Antara lain dengan membagi wilayah untuk suplai bahan baku, pengolahan, dan lain-lain.

“Pabrik itu harus semua ada, jadi ada kabupaten yang menyuplai bahan baku, ada kabupaten yang mengolah sampai chip, ada yang mengolah sampai jadi tepung. Kalau semua punya pabrik nanti yang pertama bahan baku tidak cukup. Untuk tahap awal seperti ini dulu kita bagi kabupaten ada yang budidaya sampai chipnya cukup segitu nanti kerjasama dengan pabrik,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer