Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Perindustrian NTB akan melatih para Industri Kecil Menengah (IKM) membuat olahan pangan turunan dari tepung porang. Langkah ini dinilai penting, mengingat NTB saat ini memiliki pabrik porang yang dikelola PT Rezka Nayatama yang berlokasi di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat.
Kepala Dinas Perindustrian NTB, Nuryanti menyebut adanya pabrik porang di NTB sebagai wujud terciptanya industrialisasi yang dicanangkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur NTB sebelumnya, Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalillah. Adanya industrialisasi ini memungkinkan komoditi yang dihasilkan di NTB dapat diolah terlebih dahulu sebelum dikirim keluar, sehingga memberikan nilai tambah yang besar bagi petani.
Melihat peta industrialisasi itu, keberadaan PT Rezka Nayatama yang mendukung pengolahan hasil porang NTB pun diakui memberi dampak positif pada peningkatan ekonomi di daerah. “Untuk produk tepung porang on proses standarisasi, sebelum masif di produksi. Plus memasyarakatkan konsumsi berbahan porang sehingga efek dominonya akan menciptakan pasar bagi olahan porang dan menciptakan pelaku-pelaku industri baru,” jelas Nuryanti.
Mengikuti hadirnya pabrik porang di NTB, pemerintah daerah disebutnya berkomitmen mendorong agar pabrik tersebut bisa memberikan manfaat bagi semua masyarakat, terutama pada pelaku usaha. Tidak hanya petani porang mendapatkan dampak positifnya, tetapi IKM dengan membuat produk-produk turunan.
“Sudah sejak awal kami diskusikan menjadi komitmen bersama. Sehingga usai peresmian, Disperin mengadakan workshop melibatkan perguruan tinggi, lembaga keuangan, IKM kuliner, untuk kelanjutan ke depannya seperti apa,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti menerangkan dengan adanya pabrik porang milik PT Rezka Nayatama diharapkan potensi porang yang ada di NTB bisa terserap. Karena pabrik tersebut membutuhkan bahan baku 12 ton porang per hari untuk produksi.
Selanjutnya, bagaimana petani NTB dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan dari pabrik itu. Bahkan di Dompu sudah ada 300 hektare lahan yang ditanam porang dan di Lombok juga sudah ada. “Ini pabrik porang pertama, kita sangat berharap bahwa pemenuhan pasar porang yang ada di indonesia itu berasal dari kita. Karena yang saat ini ada di market market atau ritel modern itu dari luar negeri,” ujarnya. (dpi)