Mataram (Inside Lombok) – Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) di level global terus menunjukkan tren pertumbuhan positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa eksyar telah menjadi salah satu sumber baru pertumbuhan ekonomi. Namun, di Indonesia, laju perkembangan eksyar masih menghadapi sejumlah tantangan yang membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak.
Menyambut potensi luar biasa ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB (KPwBI Provinsi NTB) tak tinggal diam. Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pengembangan eksyar, KPwBI Provinsi NTB berkolaborasi dengan Hijabers Mom Lombok Community untuk menghadirkan Lombok Sharia Festival (LSF) 2025. Acara akbar ini sekaligus menjadi pembuka jalan menuju Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Kawasan Timur Indonesia (KTI) Tahun 2025. “Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia masih ada beberapa tantangan. Tapi BI memiliki strategi penguat ekonomi syariah, termasuk di NTB dengan kegiatan ini” ujarnya.
Lebih lanjut, diharapkan agar kegiatan ini dapat meningkatkan awreness dan pemahaman masyarakat terkait eksyar serta mendorong para pelaku usaha syariah dari sektor halal food, kosmetik halal, modest fashion, dan berbagai sektor lainnya. Terlebih festival yang akan berlangsung selama tiga hari, dimulai dari 7-9 Juni 2025 ini dirangkaikan dengan kegiatan seperti sharia forum, exhibition, business matching UMKM, gerakan sadar wakaf, fashion show, talkshow, workshop, edukasi dan literasi eksyar, lomba-lomba bernuansa Islami, dan jalan sehat.
“Kami juga berharap melalui kegiatan ini, kolaborasi antara seluruh stakeholder semakin kuat untuk bersama-sama mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah khususnya di NTB,” tuturnya.
Selain itu juga dilakukan peluncuran aplikasi wakaf terintegrasi bersama Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai langkah KPwBI Provinsi NTB untuk mendorong akselerasi pengembangan Islamic social finance.
Sementara itu, Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal menegaskan pentingnya positioning NTB sebagai pusat pertumbuhan ekonomi syariah di kawasan timur Indonesia. Pasalnya, produk-produk halal memiliki peluang ekonomi syariah yang sangat besar. Indonesia khususnya di NTB, tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena memiliki keragaman budaya yang luar biasa, sehingga hal ini dapat menjadi lompatan besar dan memberikan dampak ekonomi yang dapat kita rasakan kedepannya.
“Peluang ekonomi syariah sangat besar,Indonesia memang agak terlambat, Thailand itu sudah memulai duluan. Tidak apa-apa terlambat tapi kita punya potensi yang besar. Saya yakin industri fesyen kita bisa (dorong ekonomi syariah,red),” ungkapnya. Terlebih pada tahun 2026, NTB akan menjadi tuan rumah FESyar KTI 2026 dan dipastikan kegiatan tersebut menjadi forum FESyar terbesar yang ada selama ini. (dpi)

