26.5 C
Mataram
Sabtu, 18 Mei 2024
BerandaEkonomiOptimis Ekonomi NTB Tumbuh Positif di Tahun Politik

Optimis Ekonomi NTB Tumbuh Positif di Tahun Politik

Mataram (Inside Lombok) – Semarak jelang pemilihan umum (pemilu) 2024 mulai terasa. Jika dilihat dari sisi ekonomi, momen ini bisa saja berdampak positif atau negatif. Kendati, Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB tetap optimis ekonomi NTB di tahun politik ini tumbuh positif.

“Masih optimis (ekonomi tumbuh, Red), di NTB menurut saya sebenarnya beberapa investasi itu tidak wait and see, dia tetap jalan. Contoh PMA (Penanam Modal Asing) tetap jalan karena mereka sudah punya blueprint, harus investasi apa dan bagaimana,” ujar Kepala Kantor Perwakilan BI NTB, Berry Arifsyah Harahap, Senin (25/9).

Lain halnya dengan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN), mereka lebih banyak terkait dengan partai politik (parpol), sehingga kemungkinan mereka lebih banyak wait and see dalam berinvestasi. Cuma memang bagaimana melihat PMA itu berinvestasi, mereka sangat yakin tahun depan dan tahun berikutnya akan terjadi perubahan signifikan.

“Kenapa begitu, mereka sangat yakin mengucurkan dana investasinya. Tidak ada kata dia wait and see. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran investasi di NTB wait and see. Karena investor asing ini sangat yakin,” tuturnya.

- Advertisement -

Lebih lanjut, kebanyakan dari para investor asing ini takut untuk tertinggal. Karena biasanya investasi memiliki tenggatnya tersendiri, dari mulai investasi sampai berproduksi. Sehingga jika melihat pola investor asing maka mereka sangat yakin ekonomi global di 2024 akan lebih baik hingga tahun-tahun selanjutnya.

“Sehingga mereka tetap melakukan investasi di tahun sekarang, sepanjang pemerintah menjaga kondusifitas daerah,” ucapnya. Menurut Berry, memang dampak pemilu sebenarnya tidak hanya pada dampak negatifnya saja, tapi ada dampak positifnya juga. Antara lain meningkatkan konsumsi rumah tangga, sama halnya seperti tahun lalu. Begitu juga di 2023 dan 2024 mendatang, namun berapa besaran dampaknya harus dihitung.

“Kalau di Jawa itu dia bisa mendorong 0,2 sampai 0,3 persen dari pertumbuhan (ekonomi, Red). Bisa dibilang sampai pada saat tahun depan, dampaknya itu di bagi dua. Triwulan ke IV 2023 dan, triwulan I dan II 2024 dampak dari pemilu,” jelasnya.

Dampaknya seperti kampanye, dimana kampanye itu memobilisasi masyarakat, banyak uang yang keluar. Kondisi tersebut akan berpengaruh konsumsi masyarakat naik. Sebenarnya kondisi pemilu ini sebelum-sebelumnya sudah pernah dilewati dengan aman.

“Jadi tidak terlalu ekstrim, mereka (bacaleg) juga meyakini perubahan di perundang-undangan, itu tidak yang sangat merugikan,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer