31.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiPelajar Tingkat SMA Kian Tertarik Investasi di Pasar Modal

Pelajar Tingkat SMA Kian Tertarik Investasi di Pasar Modal

Mataram (Inside Lombok) – Investasi di pasar modal belakangan ini mulai banyak digemari kalangan muda di NTB, termasuk para pelajar tingkat SMA. Tren berinvestasi di pasar modal ini diperkirakan akan terus meningkat ke depan, mengikuti perkembangan teknologi.

Tingginya minat pelajar SMA berinvestasi di pasar modal terlihat sejak pandemi Covid-19 lalu. Lantara aktivitas yang terhambat dan masyarakat dilarang untuk beraktivitas di luar rumah sehingga lebih banyak beraktivitas di dalam rumah. Bahkan akses internet menjadi sangat dominan pada saat itu hingga turut mendorong minat pelajar berinvestasi.

“Saat (pandemi) Covid-19 terjadi kenaikan jumlah investor pasar modal dari 6 juta user menjadi 9 juta user. Tahun 2022-2023 ini tren pertumbuhannya tidak sebesar waktu covid, tapi banyak pelajar tertarik investasi di pasar modal,” ujar Advisory Officer BRI Danareksa Sekuritas, Ahmad Sandiffu`ad, Selasa (17/10).

Diakui, untuk perilaku tentang pemahaman keuangan mulai berubah. Hanya saja masih ada kebimbangan, karena ada yang menyamakan investasi bodong dengan pasar modal. Padahal sebenarnya berbeda antar investasi di pasar modal dengan investasi bodong. Mengingat banyaknya investasi bodong belakangan ini muncul

“Untuk itu ditengah ketertarikan generasi-generasi millennial ini, literasi keuangan di massifkan. Makanya Bursa Efek Indonesia (BEI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dengan perusahaan-perusahaan sekuritas bekerjasama. Dimana membuat gerai investasi sekolah maupun kampus,” jelasnya.

Lebih lanjut, bahkan hampir seluruh sekolah SMA, terutama di Kota Mataram sudah ada gerai investasi. Begitu juga di perguruan tinggi dan edukasi ini terus dilakukan dengan menjangkau daerah-daerah lainnya di Lombok dan Sumbawa.

“Cenderung tren berinvestasi di pasar modal untuk kalangan milenial dan Gen Z ini juga tidak lepas dari kemudahan dan terjangkaunya harga produk-produk investasi di pasar modal. Reksadana bisa dimulai Rp10-50 ribu. Nilai investasinya sangat murah dan terjangkau, termasuk bagi para pelajar. Lebih stabil dan bisa dibilang hampir tidak ada risiko,” tuturnya.

Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Sedangkan investasi saham, menuntut kepiawaian melihat peluang saham perusahaan-perusahaan yang potensial untuk diperjualbelikan.

“Ini yang membuat anak-anak SMA mulai banyak tertarik dengan investasi di pasar modal. Ketika masuk kuliah mereka semakin agresif,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer