Mataram (Inside Lombok) – Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat inflasi gabungan dua kota (Mataram dan Kota Bima) pada Mei 2023, secara year on year sebesar 3,90 persen. Angka inflasi ini lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 4,00 persen. Sumbangan Inflasi terbesar datang dari kelompok transportasi, salah satunya pembelian kendaraan baik mobil maupun sepeda motor.
Kepala BPS NTB, Wahyudin menerangkan terjadi inflasi pada Mei 2023 karena adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 109,63 pada Mei 2022 menjadi 113,91 pada Mei 2023. Di mana inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok transportasi sebesar 12,99 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 113,83 pada Mei 2022 menjadi 128,61 pada Mei 2023.
“Sub kelompok yang mengalami inflasi y-on-y tertinggi yaitu subkelompok pengoperasian Peralatan transportasi pribadi sebesar 18,22 persen dan terendah subkelompok pembelian kendaraan sebesar 3,20 persen,” ujar Wahyudin, Senin (5/6).
Secara keseluruhan pada Mei 2023, kelompok ini memberikan andil atau sumbangan inflasi y on y sebesar 1,5550 persen. Kemudian, komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi y-on-y antara lain bensin sebesar 0,9309 persen, angkutan udara sebesar 0,3958 persen, mobil sebesar 0,0610 persen, angkutan antar kota sebesar 0,0408 persen; dan sepeda motor sebesar 0,0389 persen.
“Kelompok transportasi pada Mei 2023 memberikan sumbangan deflasi m-to-m sebesar 0,0055 persen. Kalau secara y on y memberikan sumbangan inflasi cukup besar,” terangnya.
Selain kelompok transportasi, ada juga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,38 persen. Ketiga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,21 persen. Ada juga kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,22 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,02 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,85 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,72 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,60 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,54 persen dan kelompok kesehatan sebesar 1,12 persen.
“Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi y-on-y secara keseluruhan pada Mei 2023, antara lain bensin, beras, rokok kretek filter, angkutan udara, dan telur ayam ras,” ungkapnya.
Dijelaskan pada Mei 2023 kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi y-on-y adalah kelompok transportasi sebesar 1,5550 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,4274 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,3198 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,2035 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,1316 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,0992 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,0897 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,0553 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,0358 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,0308 persen.
Sementara, inflasi month to month (m-to-m) gabungan dua kota di Mei 2023 sebesar 0,16 persen. Sedangkan inflasi year to date (y-to-d) di Mei 2023 sebesar 1,19 persen, lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi year to date (y-to-d) di Bulan Mei 2022 sebesar 3,46 persen.
“Beberapa komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi m-to-m Mei 2023, antara lain ikan tongkol atau ikan ambu-ambu, mobil, rokok kretek filter, tongkol diawetkan, dan bawang Putih,” jelasnya. (dpi)