Mataram (Inside Lombok) – Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) NTB terus mendorong keberlanjutan pengolahan ikan tuna. Mengingat produksi ikan tuna di NTB setiap tahunnya terus meningkat. Adanya pengolahan ikan tuna ini pun diharapkan meningkatkan kesejahteraan para nelayan.
Kepala Dislutkan NTB, Muslim mengatakan pengelolaan tuna harus dibarengi dengan penguatan infrastruktur pelabuhan perikanan, kelembagaan serta tetap memperhatikan kearifan lokal masyarakat. Untuk itu, pihaknya baru-baru ini mengadakan Pertemuan Reguler Komite Pengelola Bersama Perikanan (KPBP) Tuna Provinsi NTB membahas perkembangan, isu dan permasalahan terkait pengelolaan tuna di NTB yang melibatkan lintas sektor.
“Selain itu, pengelolaan perikanan tuna yang berkelanjutan harus didorong dengan kolaborasi antara stakeholder, terkait serta pelaku usaha perikanan agar tetap lestari dan terjaga populasinya,” ujar Muslim, Rabu (31/1).
Berdasarkan data Dislutkan untuk produksi ikan tuna di NTB tercatat sejak 2019-2023 dari masing-masing kabupaten/kota. Pada 2019 produksi ikan tuna sebanyak 10.482 ton, kemudian di 2020 mengalami penurunan menjadi sebesar 7.659 ton. Selanjutnya di 2021 ada kenaikan produksinya menjadi 8.317 ton, di 2022 jumlah produksi ikan tuna terus bertambah menjadi 9.692 ton. Dan di 2023 produksinya sebesar 9.710 ton.
“Produksi kita terus bertambah, walaupun sempat ada penurunan. Tapi beberapa tahun jumlahnya semakin naik. Pengolahannya masih dalam bahan mentah belum diolah jadi produk,” terangnya.
Muslim mengarahkan agar pengelolaan berkelanjutan harus tertuang dalam Rencana Aksi tahun 2024 – 2026 serta peningkatan nilai tambah dari komoditas tuna ini juga harus diupayakan agar meningkatkan kesejahteraan nelayan.
“Kami juga menyampaikan apresiasinya terhadap Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) yang sudah berkontribusi untuk pembangunan perikanan di NTB khususnya pada pengelolaan perikanan tuna,” ucapnya.
Selain itu, juga ada pembangunan pabrik di pengolahan ikan tuna, dimana investasi tersebut dalam rangka mendukung terbangunnya industrialisasi sektor kelautan dan perikanan di Provinsi NTB sebagaimana salah satu misi RPJMD Provinsi NTB 2019-2023.
Bahwa pabrik olahan tuna ini nantinya mampu menampung ikan tuna dengan kapasitas produksi mencapai 15 ton per hari. Tuna olahan akan siap diekspor ke mancanegara. Karena industri ini skalanya cukup besar, maka tenaga kerja yang dibutuhkan juga tidak kecil. Dengan demikian perusahaan ini akan menyerap sekitar 100 warga lokal dalam proses produksinya. “Kalau untuk pabrik pengolahan sebentar lagi mau launching,” demikian. (dpi)