Lombok Barat (Inside Lombok) – Memasuki bulan kedua di 2024 ini, harga jagung tercatat terus mengalami lonjakan lantaran masifnya pengiriman ke luar daerah oleh para petani. Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Petak, Gerung, Bahri Andi pun menuturkan harga jagung kering pipil yang semula Rp4-5 ribu per kilogram (kg), saat ini harganya bahkan menyentuh Rp9 ribu per kg dengan kualitas kadar air di bawah 22 persen.
“Sekarang ini, harga jagung bisa sampai Rp900 ribu per kuintal dengan kualitas kelas I,” ungkapnya saat dikonfirmasi beberapa hari lalu. Dia menilai, meroketnya harga jagung ini juga disebabkan masifnya pengiriman yang dilakukan oleh petani jagung NTB, khususnya Lombok, ke luar daerah.
“Kan petani ini akan menanam sesuai dengan yang menurut mereka menguntungkan. Kalau jagung biasa tidak menguntungkan, ya mereka akan menanam jagung manis. Contohnya seperti itu,” paparnya.
Bahri mengatakan, para pemilik jagung yang biasanya menjemur jagung mereka di lantai jemur KUD Petak ini banyak yang mengirim hasil produksi mereka ke Bali dan Jawa. Dengan kapasitas operasional KUD Petak yang 600 ton per musim, itu diakuinya habis untuk dikirim semua ke luar daerah.
“Itu semua kita kirim. Sedikit atau bahkan tidak ada yang diserap di dalam daerah sendiri,” bebernya. Ia memperkirakan, kenaikan harga itu juga terjadi akibat hasil panen jagung yang tidak seberapa. Namun, semua dihabiskan untuk dijual ke luar daerah. Ditambah lagi dengan faktor cuaca yang tak menentu, terlebih musim kemarau yang berkepanjangan. Sehingga penanaman jagung menjadi berkurang. (yud)
