28.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiPertumbuhan Ekonomi NTB Masih Andalkan Sektor Pertambangan

Pertumbuhan Ekonomi NTB Masih Andalkan Sektor Pertambangan

Mataram (Inside Lombok) – Pertumbuhan ekonomi NTB sejauh ini masih fluktuatif atau naik turun. Karena itu, beberapa sektor pendukung pertumbuhan ekonomi terus ditingkatkan, mengingat sejauh ini ekonomi NTB masih bergantung pada sektor tambang meski ada beberapa sektor non tambang yang mulai membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Chief Economist Pertama Bank, Josua Pardede menyebut jika dilihat dari beberapa puluh tahun terakhir, yakni dari 1984 sampai 2022, pertumbuhan ekonomi NTB relatif fluktuatif dibandingkan dengan nasional karena sangat mengandalkan sektor pertambangan. “Dari data yang ada, sektor pertambangan itu berkontribusi 22 persen dari ekonomi NTB 2022, sedikit lebih rendah dari pada kontribusi sektor pertanian hampir 25 persen,” ujarnya di sela-sela diskusi Diseminasi Laporan Perekonomian NTB Tahun 2023, Rabu (25/10).

Kendati, dari segi pertumbuhan sektor pertanian relatif lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pertambangan. Pada tahun lalu sektor pertambangan mendekati 29 persen, setelah itu sektor pertanian 2,2 persen. “Kalau kita lihat sumber pertumbuhannya berdasarkan kabupaten/kota di NTB, di sini jelas kontribusinya datang dari Kabupaten Sumbawa Barat, sektor pertambangan,” jelasnya.

Lebih lanjut, dari pertumbuhan 6,8 persen di 2022 itu ada 4,1 persen datang dari Kabupaten Sumbawa Barat. Hal ini menegaskan bahwa ketergantungan NTB ini masih tinggi terhadap sektor pertambangan untuk pertumbuhan ekonomi.

“Jadi terkait sumber pertumbuhan dan pengeluaran pun sama, karena tadi kita lihat bergantung dengan sektor pertambangan. Sehingga kinerja ekspor NTB cukup tinggi perannya. Sehingga perlu kita tingkatkan ekspor non komoditas, dalam hal ini sektor jasanya,” jelasnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB pada 2022 ekonomi NTB mengalami pertumbuhan 7,04 persen dibandingkan dengan 2021. Pertumbuhan pertambangan dan penggalian (y on y) sebesar 23,45 persen. Peningkatan kategori pertambangan dan penggalian utamanya disebabkan karena meningkatnya produksi konsentrat tembaga dari 132 ribu DMT pada triwulan IV/2021 menjadi 220 ribu DMT pada triwulan IV/2022.

Sementara jika secara q to q pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 11,15 persen. Dimana peningkatan konsentrat kering yang mencapai 6,48 persen dibandingkan triwulan III/2022 atau meningkat dari 207 ribu DMT pada triwulan IV/2022 menjadi 220 ribu DMT. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer