26.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiPetani Vanili Dusun Kumbi Berharap Dapat Edukasi

Petani Vanili Dusun Kumbi Berharap Dapat Edukasi

Mataram (Inside Lombok) – Produksi vanili NTB memiliki potensi ekspor yang cukup besar, bahkan bisa mendongkrak ekonomi daerah dari sektor non tambang. Sayangnya, meski di tingkat atas nilai ekonomi vanili cukup menggiurkan, di tingkat petani harga komoditas tersebut malah terbilang rendah.

Rendahnya harga vanili itu antara lain dialami beberapa petani di Dusun Kumbi, Desa Pakuan, Kecamatan Narmada, Lombok Barat. Di mana masyarakat setempat sangat tergiur dengan hasil dari menanam vanili, sebab harganya berdasarkan informasi yang beredar bisa sampai Rp250 ribu per kilogram (kg). Namun belakangan harga vanili tidak lagi semenarik informasi tersebut, bahkan hanya dihargai Rp50 per kg untuk yang kondisi basah.

“Dengan harga seperti ini apa kita dapatkan? Kita mau jual ke mana? Kita sangat mengharapkan pemerintah melakukan pembinaan kepada kami,” ujar Ketua Kelompok Wana Abadi sekaligus petani vanili Dusun Kumbi, Supardi saat ditemui di kebunnya, Selasa (13/6).

Dikatakan pada kelompoknya ini ada 120 petani penggarap kawasan hutan dan seluruhnya menanam vanili. Vanili sendiri adalah tanaman tumpang sari. Bisa tumbuh dan merambat pada batang pohon di sekitarnya. Petani setempat tidak melakukan pemupukan, ataupun penyemprotan dengan insektisida. Mereka hanya melakukan pembersihan gulma.

Saat ini, tanaman vanili yang ditanam justru diserang penyakit busuk batang. “Kalau ada penyakit begini bagaimana cara mengatasinya. Kalau sudah panen kita jualnya kemana,” katanya.

Kondisi itu membuat banyak petani beralih ke tanaman lainnya, seperti durian. “Daripada mereka menanam vanili tapi belum jelas hasilnya, mereka beralih tanam durian,” tuturnya.

Senada, H Andi mengeluhkan persoalan yang sama kaitan dengan harga vanili menurun. Lantaran dirinya baru-baru ini menjual vanili hasil panen dengan harga jual hanya Rp75 ribu per kg untuk yang kondisi basah. Harga ini dinilai rendah, sehingga petani tak berminat memanen.

“Dikasih tahu sudah tidak ada lagi bos-bos yang beli vanili. Makanya sampai tiga bulan kita tidak panen. Kami biarkan saja buahnya pecah begitu di pohon,” ungkapnya.

Meski demikian, beberapa petani masih ada pengharapan untuk tetap menanam vanili. Lantaran dalam pemeliharaan tidak membutuhkan biaya besar dibandingkan dengan tanaman lainnya. Namun diharapkan pemerintah sebagai pembina agar turun melakukan pendampingan kepada petani.

“Kami berharap ada pendampingan pemerintah, agar tanaman vanili di Dusun Kumbi bisa juga dipasarkan ke luar. Seperti halnya vanili di daerah lain,” imbuhnya.

Mengingat baru-baru ini NTB mengekspor 1 ton vanili ke Amerika Serikat. Dilepas di Balai Karantina Lembar, Kabupaten Lombok Barat. Apalagi permintaan pasar luar negeri sangat menjanjikan. Dari satu buyer saja di Amerika Serikat membutuhkan sebanyak 23 ton vanili NTB. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer