Mataram (Inside Lombok) – Perhimpunan Peternak Unggas Rakyat (Petarung) NTB menyediakan telur subsidi bagi masyarakat melalui koperasi. Masyarakat dapat membeli telur dengan harga lebih murah dipasaran. Mengingat harga telur di pasar tradisional selama Ramadhan ini harganya berkisaran Rp59-60 ribu per tray.
Tingginya harga telur di tengah-tengah masyarakat mengikuti harga nasional. Kemudian ditambah lagi dengan kondisi harga pakan ternak seperti jagung yang naik, serta peningkatan permintaan selama Ramadan.
“Petarung mau mengadakan telur subsidi, kita coba dulu bagaimana antusiasnya masyarakat. Kalau sudah berjalan mungkin di Jumat depan mau adakan di beberapa kabupaten termasuk Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat,” ujar Ketua Petarung NTB, Ervin Tanaka, Kamis (21/3).
Nantinya telur subsidi yang sediakan tentunya telur-telur yang segar. Untuk yang pertama ini telur subsidi disediakan 150 mika. Dalam satu mika berisikan 10 butir telur ayam. Kendati ketersediaannya terbatas, karena yang memberikan subsidi dari anggota Petarung NTB bukan dari pemerintah.
“Semua nya terbatas karena ini kan subsidi, ini pribadi dari anggota. Kita jual permika itu Rp15 ribu dengan isi 10 butir. Dari harga normalnya satu butir Rp2.500. Tetapi kita batasi juga pembeli jangan sampai ini murah jadi diborong semua, yang lain nggak dapat,” terangnya.
Satu orang pembeli maksimal hanya membeli 2 mika saja. Sehingga yang lain bisa kebagian membeli telur subsidi yang disediakan. Untuk di awal Kota Mataram, Petarung akan menyediakan di Islamic Center agar masyarakat lebih mudah mengaksesnya.
“Kita sudah kontak sama Dinas Perdagangan, nanti mereka mau fasilitasi di Islamic Center, diberikan tempat sama meja dan teropnya. Pada saat Ramadan saja setiap hari jumat acaranya,” katanya.
Penyediaan telur subsidi ini dilakukan oleh para peternak, karena melihat kondisi harga telur. Baik di pulau Lombok maupun Sumbawa, saat ini harga telur tengah naik lagi. Belum lagi sejumlah bahan pokok lainnya ikut mengalami kenaikan.
“Permintaan lagi tinggi, jadi kita juga peternak ini tidak mau egois karena memang tinggi nya harga ini bukan barang kurang. Tapi karena secara nasional semua telur bahan pokok naik. Maka kita menyediakan ini,” demikian. (dpi)