28.5 C
Mataram
Jumat, 22 November 2024
BerandaEkonomiPHRI NTB Atensi Kemungkinan Investor Kabur Setelah Isu WSBK Merugi

PHRI NTB Atensi Kemungkinan Investor Kabur Setelah Isu WSBK Merugi

Mataram (Inside Lombok) – Seri World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika yang disebut telah merugikan pihak pengelola sirkuit hingga Rp100 miliar dari sisi operasional disebut bisa berdampak buruk pada investasi di NTB. Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, Ni Ketut Wolini menilai pernyataan yang disampaikan pihak pengelola sirkuit itu bisa menggiring opini negatif dari para investor yang bergerak di bidang pariwisata.

Terlepas dari kerugian yang disampaikan pihak pengelola, dalam hal ini ITDC dan InJourney, berbagai event internasional yang dilangsungkan di Sirkuit Mandalika disebut Wolini memiliki dampak besar bagi rantai ekonomi di NTB. Dampak ekonomi ini memang paling terlihat saat gelaran MotoGP, di mana tidak hanya hotel yang kecipratan untung karena kamar-kamar terisi penuh, melainkan juga rumah-rumah warga ikut disewakan, bahkan hingga ke kabupaten/kota lain di luar Lombok Tengah.

“Dampak Sirkuit Mandalika ini besar sekali. Tiba-tiba ribut soal kerugian triliun-triliunan. Nama daerah kita tercoreng, investor bisa berpikir, bisa rugi sebesar itu, tidak mau ikut berinvestasi di daerah kita,” ungkap Wolini, Rabu (21/6).

Kerugian pengelolaan yang dihembuskan oleh InJourney selaku holding BUMN Pariwisata. mencapai Rp4,7 triliun, yang di dalamnya termasuk kerugian penyelenggaraan balap motor World Superbike (WSBK). “Banyak yang sudah tanya langsung ke saya, kok bisa rugi triliunan-triliunan di Mandalika? Ini kan jadi sinyal yang tidak bagus bagi investasi kita di daerah,” ujar Wolini.

Ia pun menyayangkan sikap pengelola yang tidak mendahulukan pencarian solusi dengan duduk bersama pemangku kebijakan untuk mengatasi kerugian tersebut, tetapi memilih langsung membuat pernyataan publik.

“Sampaikan secara terbuka dan apa persoalannya (ke stakeholder terkait), kemudian cari jalan keluarnya. Baru sekali MotoGP digelar, WSBK dua kali dan ini masih awal sekali, langsung bikin ramai soal rugi. Ini yang tidak fair (adil),” tuturnya.

Diakui Wolini, saat ini sektor pariwisata ikut terkena imbas pernyataan pengelola KEK Mandalika terkait kerugian investasinya. Karena itu, otoritas terkait diminta segera memberikan solusi menanggulangi dampak tersebut, antara lain dengan menempatkan orang-orang yang memiliki semangat dan kreativitas tinggi untuk mempromosikan dan membangun Mandalika.

“Dari pengelola kan kita hanya diberikan informasi ini tempat menontonya, ini tempat jualannya. Kita belum pernah tahu dia promosi besar-besaran untuk mendatangkan penonton,” jelasnya.

Dikatakan, jika berbicara KEK Mandalika tidak saja bicara soal daerah NTB saja, tetapi Indonesia juga. Sehingga informasi kerugian pengelolaan KEK Mandalika ini bisa mempengaruhi investor luar negeri. Padahal, Mandalika sudah menjadi daya tarik bagi NTB.

“Lombok sudah cukup dikenal karena adanya Sirkuit MotoGP. Informasi-informasi yang disampaikan tentang Mandalika ini harus informasi positif,” ucapnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer