Mataram (Inside Lombok) – Pabrik minyak kayu putih yang terletak di Desa Oi Katupa, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima menjadi yang terbesar di dunia. Pabrik ini memiliki kapasitas pengolahan 72 ton daun kayu putih, dan setiap harinya memproduksi sekitar 42 ton minyak kayu putih per hari.
Pabrik yang dikelola PT. Sanggar Agro Karya Persada ini sudah ada sejak akhir 2019 lalu. Pada tahap awal, pabrik ini memproduksi sekitar 30 ton minyak kayu putih, sekarang produksinya meningkat. Untuk bahan baku pabrik ini tidak hanya dari Pulau Sumbawa saja, tetapi dari luar daerah juga. Karena di Indonesia terdapat sejumlah daerah penghasil minyak kayu putih seperti di daerah Ambon, Pulau Buru, Halmahera, serta di sejumlah Perhutani di Pulau Jawa.
“Di Pulau Lombok juga ada dan pabriknya yang sudah beroperasi, seperti pabrik minyak kayu putih, PT. Galih Tulen di Desa Timbanuh Pringgasela Lombok Timur dengan kapasitas 4 ton daun sehari,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB, Julmansyah, Rabu (13/9).
Bahan baku kayu putih telah tersedia sebanyak 4.380 hektare di Pulau Lombok. Di mana PT. Galih Tulen juga menerima kayu putih yang berasal dari berbagai areal perhutanan sosial di sekitar hutan Mareje Bongak di Lombok Tengah bagian selatan. “Ke depannya tanaman kayu putih dengan pengembangan industrialisasi ini akan membantu peningkatan pendapatan masyarakat sekitar hutan,” tuturnya.
Dijelaskan, untuk lokasi penanaman tanaman kayu putih ini, jika kondisinya semakin panas dan kering lokasi tanam maka kualitas daun dan minyaknya akan semakin baik. Artinya di Kabupaten Bima, Dompu dan Sumbawa menjadi solusi tepat bagi wilayah untuk pengembangan tanaman ini.
“Tanaman kayu putih punya sistem perakaran yang dalam dan dapat menjadi solusi bagi longsor dan run-off akibat dari pertanian monokultur Jagung di kawasan hutan. Pulau Sumbawa kan iklimnya kering. Kayu putih semakin kering semakin bagus,” jelasnya. (dpi)