Lombok Timur (Inside Lombok) – Puluhan hektare tembakau petani di Lombok Timur (Lotim) terserang penyakit. Para petani pun mengalami kerugian hingga puluhan juta. Melihat kondisi itu, Dinas Pertanian Lotim akan membantu melalui pemberian obat-obatan terhadap tanaman yang terjangkit.
Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dinas Pertanian Lombok Timur, Mirza Sofiyan mengatakan pihaknya siap membantu para petani dengan obat-obatan untuk diberikan pada tanaman yang terserang penyakit. “Kita cek ke lapangan untuk memastikan penyakit yang dialami, sehingga kita bisa tau diagnosa pastinya,” ucapnya, Kamis (03/08/2023).
Diagnosa awal Distan Lotim yakni tanaman tembakau terserang penyakit Lanas yang disebabkan oleh jamur. Penyakit ini diketahui dapat menyebar dengan cepat melalui tanah. “Tanah yang terkontaminasi penyakit harus melalui proses penyembuhan secara bertahap,” terangnya.
Penyakit Lanas diperkirakan dapat bertahan pada tanah dalam kurun yang cukup lama, yakni sekitar 5 tahun. Tanaman tembakau yang telah terkena penyakit harus segera diberikan Fungisida untuk mencegah penyebaran yang semakin meluas.
“Tanah yang terkenal Indikasi penyakit Lanas harus segera disingkirkan, serta harus dibajak dan di bolak-balik agar terkena paparan sinar matahari yang membuat jamur mati,” pungkasnya.
Salah satu kondisi terparah terjadi di Desa Kabar, Kecamatan Sakra. Di mana para petani harus merugi akibat tanaman tembakau mereka yang harusnya siap panen malah terserang penyakit tersebut.
Salah seorang petani tembakau asal Desa Kabar, Ruhaili mengaku tanaman tembakaunya yang siap panen terserang penyakit yang membuat akar dan daun mengering. Ia pun kaget melihat hal tersebut karena sejak mulai menanam hingga tanaman membesar terlihat baik-baik saja.
“Tanaman sejak baru ditanam hingga masa pertumbuhan masih baik-baik saja, terlebih usai dilakukan pemupukan dan penggemburan tanah,” tuturnya. Dikatakannya, dua bulan usai pemupukan tanaman tembakau terserang penyakit hingga membuat para petani merugi puluhan juta.
Untuk meminimalisir kerugian, para petani harus panen lebih awal bahkan memanen daun yang mengering dan layu akibat penyakit. “Tanaman terpaksa kita panen lebih awal agar kerugian tidak lebih besar,” katanya.
Ruhaili juga menuturkan bahwa hampir 50 persen tanaman tembakaunya terserang penyakit, bahkan petani lainnya mengalami musibah serupa yang membuat sekitar puluhan hektare lahan petani di Desa Kabar merugi. (den)