Mataram (Inside Lombok) – Transaksi Quick Respon Quick Response Code Indonesia Standar atau QRIS di NTB tercatat mencapai Rp256 miliar di periode Januari – Mei 2023. Tingginya nilai transaksi ekonomi keuangan digital ini seiring meningkatnya penerimaan dan preferensi masyarakat dalam belanja online, serta perluasan dan sistem pembayaran digital.
Kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB, Heru Saptaji mengatakan transaksi QRIS terus mengalami peningkatan. Pihaknya mencatat hingga Mei 2023 jumlah merchant QRIS mencapai 230.455 unit, tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB dengan total jumlah pengguna QRIS mencapai 271.173 pelanggan.
“Pentingnya terobosan digital ekonomi sangat dibutuhkan. Transaksi QRIS Januari-Mei mencapai 2,49 juta transaksi dengan nominal Rp264 miliar. Digitalisasi adalah sebuah keharusan bagi kita menjadi pelaku-pelaku ekonomi di dalamnya,” ujar Heru, Senin (3/7).
Pihaknya meyakini jumlah transaksi tersebut akan terus meningkat hingga akhir 2023. “Ini juga dapat menjadi dorongan bagi masyarakat bahwa belanja online dan penerapan metode pembayaran digital adalah suatu keniscayaan yang perlu dihadapi dan ditangkap peluangnya untuk optimalisasi usaha dijalankan,” terangnya.
Saat ini penggunaan fitur QRIS diakui sangat digandrungi masyarakat, khususnya generasi milenial dan Gen Z. Trennya pun ditaksir akan meningkat di 2023 ini, terutama dengan beberapa peningkatan layanan QRIS. Di antaranya penguatan jaringan untuk mendukung sistem secara keseluruhan, serta kerja sama dengan UMKM.
Di sisi lain, BI senantiasa terus mendorong akselerasi transformasi digital, terutama kepada UMKM. “UMKM untuk masuk ke ekosistem digital baik dari sisi payment system, maupun digital marketing dalam upaya meningkatkan pemasaran dan penjualan produk,” jelasnya.
Sementara itu, sampai pada akhirnya di tahun 2023 ini, tercatat sebanyak 160 UMKM binaan dan mitra KPW BI NTB telah go digital, baik di sisi hilir pemasarannya di platform ecommerce dan medsos, maupun di sisi pembayaran dengan sistem QRIS. (dpi)