Mataram (Inside Lombok) – Harga sejumlah kebutuhan pokok masih cukup tinggi jelang Ramadan ini. Pemprov NTB akan mengoptimalkan pelaksanaan pasar murah di tengah masyarakat dengan harga yang lebih murah.
Penjabat (Pj) Sekda NTB, Ibnu Salim mengatakan pengawasan harga kebutuhan pokok nantinya juga akan dilakukan dari aparat kepolisian. Pengawasan ini dilakukan sebagai juga langkah antisipasi penimbunan oleh oknum. “Ada timnya itu. Karena nantinya ada tim dari kepolisian juga nanti yang ada tim satgas pemantauan harga kebutuhan pokok,” katanya, Selasa (5/3) siang.
Ia mengatakan, pemantauan harga dan ketersediaan jelang Ramadan ini akan dimasifkan bersama tim di Pemprov NTB seperti Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan Provinsi NTB. “Pemantauan ini supaya harga kebutuhan tidak naik. Karena biasanya jelang Ramadan ini seperti itu (naik, Red),” katanya.
Untuk pelaksanaan operasi pasar (OP) akan diperbanyak, sehingga bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu harga yang diberikan kepada masyarakat di kegiatan OP lebih murah dari harga pasar.
“Pengendalian harga ini dengan keberadaan pasar penyeimbang. Pasar penyeimbang ini adalah operasi pasar itu dan itu akan kita perbanyak,” katanya. Dengan adanya OP ini diharapkan bisa menekan harga kebutuhan pokok melambung tinggi. “Jadi harganya lebih murah ini,” lanjutnya.
Selain permintaan yang meningkat, fluktuasi harga ini juga diduga biasanya disebabkan karena adanya penimbunan. Karena harga kebutuhan pokok yang tersedia akan melonjak naik jika ada penimbunan. “Itu juga mempengaruhi harga kan penimbunan itu. Ditahan barang-barang itu tidak beredar di pasaran jadi naik dia padahal ada,” katanya.
OPD terkait pemprov NTB diminta untuk memaksimalkan pengawasan ketersediaan kebutuhan pokok. “Ini saya minta OPD untuk mengawasi betul agar tidak terjadi penimbunan,” katanya.
Upaya yang dilakukan ini juga bagian Pemprov NTB untuk mengantisipasi inflasi semakin tinggi. Karena saat ini besaran inflasi di NTB year on year (yoy) yaitu sebesar 3,00 persen. Salah satu penyumbangan inflasi terbesar di NTB yaitu beras sebesar 0,24 persen, disusul udang basah 0,06 persen, daging ayam ras 0,05 persen, cumi-cumi 0,03 persen, dan telur ayam ras 0,03 persen. (azm)