Lombok Timur (Inside Lombok) – Pengusaha telur di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) saat mengeluhkan kedatangan telur dari luar daerah. Pasalnya, pengiriman telur itu justru mengakibatkan harga telur di pasaran anjlok dan tak sebanding dengan biaya perawatan peternak lokal.
Ketua Asosiasi Peternak Ayam Petelur Lotim, Sapoan Hakim mengatakan akibat adanya kedatangan telur dari luar daerah seperti Bali dan Jawa harga telur di pasaran saat ini anjlok, tapatnya dari harga Rp50 ribu per trai menjadi Rp38 ribu per trai.
“Kedatangan telur dari luar merusak harga, tak sebanding dengan biaya perawatan dan produksi yang tinggi seperti harga pakan dan vaksinnya,” katanya, Kamis (02/11/2023). Anjloknya harga akibat kedatangan telur dari luar daerah tersebut telah terjadi sejak dua bulan lalu.
Diakui, hal itu membuat Asosiasi Peternak Ayam Petelur Lotim mengadu ke pihak terkait dan secara langsung ke Balai Karantina. “Dan dari sana kita tahu kalau Pemprov NTB tak pernah mengirimkan surat rekomendasi permintaan suplai telur ke Pemprov Bali maupun Jawa,” terangnya.
Diduga, telur yang masuk ke NTB khususnya Lotim berstatus ilegal serta tidak diketahui secara pasti berapa banyak suplai yang masuk dari luar daerah. Hal tersebut menjadi kerugian besar bagi pengusaha telur di Lotim karena kalah saing dengan telur luar daerah yang memiliki harga lebih rendah. “Telur kami menjadi busuk karena kalah saing di pasaran, sehingga terpaksa mengendap di kandang,” kesalnya. (den)