Mataram (Inside Lombok) – Di tengah kebijakan pemerintah pusat melakukan efisiensi anggaran, para pelaku usaha khususnya oleh-oleh harus cari cara lain untuk bisa tetap eksis. Para pelaku usaha oleh-oleh disebut harus lebih aktif mengikuti kegiatan di luar agenda pemerintahan.
Salah seorang pelaku usaha oleh-oleh mutiara, Indah Purwanti mengatakan para pelaku usaha harus lebih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang digelar di luar kegiatan pemerintahan. Karena selama ini, banyak agenda-agenda besar lainnya yang dilakukan oleh perusahaan seperti perbankkan.
“Sebelum efesiensi ini kita sudah dihadapkan oleh berbagai risiko. Misalnya saat Covid-19, gempa dan sekarang efisiensi anggaran. Mau tidak mau kita harus ikuti,” katanya, Jumat (14/2). Menurut Indah, masih banyak kegiatan lain yang bisa diikuti untuk mempromosikan produk-produk yang selama ini dihasilkan. Pada awal tahun ini, ia mengaku sudah mengikuti tiga event besar yang digelar oleh perusahaan.
“Ada event di Jakarta oleh perbankkan, ada juga Inacraft dan sekarang event yang ada disini di acara Muktamar IDI. Mau tidak mau kita harus lebih agresif dari tahun lalu untuk menjual produk kita,” katanya.
Ia mengaku, kemampuan keuangan masing-masing UMKM berbeda-beda. Hanya saja, untuk mempromosikan lebih luas lagi produk yang dihasilkan tidak hanya mengikuti pameran dalam daerah melainkan harus ke luar. “Misalkan kalau ada event di Bali kita ke Bali. Kita jangan terlena hanya di Lombok saja. Dimana market kita berkumpul disana kita harus jemput bola,” katanya.
Untuk mensiasati penyewaan stand, para UMKM bisa patungan dengan pelaku usaha yang lain. Sehingga modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar. “Tapi kalau kita tidak ada modal kita patungan saja. Jadi banyak jalan asal kita mau bergerak ya,” ujarnya.
Cara lain yang harus diusahakan oleh para UMKM yaitu memperbaiki kualitas produk. Karena dengan begitu, pada saat ada event besar dan stand gratis dipastikan bisa lolos kurasi oleh penyelenggara. “Kan kalau yang begitu butuh produk UMKM yang terkurasi. Jadi kita sebagai UMKM hanya teriak tapi mengevaluasi diri. Memperbaiki produk dan brand,” tegas Indah. (azm)