26.5 C
Mataram
Senin, 30 September 2024
BerandaEkonomiUMKM NTB Diyakini Mampu Bersaing, Pemprov Tak Khawatir TikTok Shop Buka Lagi

UMKM NTB Diyakini Mampu Bersaing, Pemprov Tak Khawatir TikTok Shop Buka Lagi

Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB tak khawatir meskipun TikTok Shop kembali dibuka. Meski sebelumnya sempat menjadi persoalan lantaran banyaknya UMKM dan pedagang di pasar mengeluhkan adanya digital platform tersebut, Pemprov NTB meyakini produk-produk UMKM lokal mampu bersaing dengan produk luar.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM NTB, Ahmad Masyhuri menyebutkan yang mengisi atau berjualan di TikTok Shop adalah UMKM. Satu sisi UMKM bersaing dengan produk luar, di sisi lain UMKM lokal juga jualan menggunakan TikTok Shop. Hal ini harus dilihat dari sisi plus dan minus dengan kembali dibuka platform tersebut.

“Pasar-pasar dibuka pasti gini. Jadi persaingan itu terlalu bebas, tidak bisa kita cegah. Karena perjanjian perdagangan bebas itu kayak gini. Cuma kebaikannya, dengan persaingannya keras, itu menyebabkan UMKM bisa lebih banyak inovasi,” ujar Masyhuri, Jumat (2/2).

Hadirnya TikTok Shop ini memang banyak produk luar dijual dengan harga miring. Sedangkan produk UMKM lokal masih dengan harga tinggi. Menurut Masyhuri, dalam kondisi sekarang tidak perlu harus perang dengan produk-produk mereka yang punya keunggulan, melainkan bagaimana UMKM menyediakan produk yang tidak dimiliki dan memberikan produk yang tidak bisa dihargai murah oleh produk luar, seperti di China.

- Advertisement -

“Kan masing-masing daerah dan negara ini punya keunggulan kompetitif sendiri. Apa yang dia tidak punya, itu yang kita kejar. Memang China ini dia banyak berbasis teknologi canggih, tapi masih murah. Kita cari yang kita punya di sini apa,” jelasnya.

Jika dilihat dari sisi kelebihan, terutama harga murah dan kualitas yang bagus. UMKM lokal juga bisa menyaingi, misalnya saja produk fesyen. Maka di sini dibutuhkan peran pemerintah untuk mendukung produk lokal semakin melejit pemasarannya. Jadi tidak ada kekhawatiran produk lokal tidak mampu bersaing dengan produk luar.

“Kita pemerintah ini kita buat kebijakan, ayo pegawai negeri rabu-kamis pakai tenun ikat, pakai londong. Itu kebijakan mendorong produk UMKM bisa laku jualannya. Hotel-hotel juga disarankan pakai, jadi laku produk kita. Apalagi produk yang lain,” tuturnya.

Maka dari itu, UMKM lokal harus harus beradaptasi dengan perubahan. Pasalnya jika tidak sanggup mengikuti perubahan maka akan mati usahanya. Jadi harus hidup beradaptasi dengan lingkungan yang ada.

“Itulah sekarang UMKM berfikir melihat kedepan, melihat perkembangan, menggunakan teknologi, digitalisasi. Jadi bukan hanya menjual produk, teknologi itu mengakses informasi, bersaing, transaksi. Supaya perubahan,” pungkasnya. (dpi)

- Advertisement -


Berita Populer