Mataram (Inside Lombok) – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) pada Rabu (11/9/2024) lalu melaksanakan sesi penutupan untuk program Coaching Penyusunan SOP Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender (KBGO) dan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) untuk perusahaan media. Kegiatan yang berlangsung secara daring ini diikuti 10 media dari 9 wilayah.
Ini adalah penutup dari serangkaian sesi yang berlangsung selama dua bulan sejak Agustus-September 2024 untuk mendampingi perusahaan media dalam menyusun SOP Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender (KBGO) dan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) untuk Perusahaan Media. Kesepuluh media yang mendapatkan pendampingan untuk menyusun SOP Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender (KBGO) dan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) untuk Perusahaan Media adalah beritajatim.com, beritamusi.co.id, bincangperempuan.com, floresa.co, harapanrakyat.com, insidelombok.id, kalesang.id, liputan6.com, seputarpapua.com, dan tirto.id.
Kegiatan dibuka oleh Ketua Umum AMSI Wahyu Dhyatmika yang memberikan apresiasi tinggi kepada para media yang telah menjadi champion dengan menyelesaikan SOP ini.
“Kesepuluh media diharapkan dapat menjadi contoh bagi media lain dalam standarisasi inklusivitas dan kesetaraan gender dalam industri media. Hal ini terefleksikan tidak hanya dalam pekerjaan melainkan juga produk, bisnis media yang lebih sehat dan kualitas konten yang lebih baik,” kata Wahyu.
“Ini sesuai dengan mantra AMSI untuk mendorong bisnis media yang sehat dengan kualitas berita yang lebih baik.” Proses Pendampingan Media Peserta coaching atau pendampingan adalah sepuluh media anggota AMSI yang telah diseleksi sebelumnya. Setiap media mendapatkan pendampingan dari Nita Roshita, selaku konsultan GEDI (Gender, Equality, Diversity, Inclusion) di AMSI. Selama pendampingan, Nita memberikan masukan dan catatan kritis terhadap SOP untuk mencegah dan menangani kasus KBG/KBGO, sesuai kondisi setiap perusahaan media. Salah satu yang juga didiskusikan dalam sesi tersebut adalah menyamakan persepsi soal kekerasan seksual berbasis gender.
Salah satu media yang mengikuti proses pendampingan ini adalah Tirto.id, sebuah media online berbasis di Jakarta. “Sebelum mengikuti pelatihan penyusunan SOP KBG ini, Tirto.id sudah memiliki draft sejak 2019 yang secara prinsip telah disetujui. Namun ada beberapa hal yang masih membuat kami bingung. Alhamdulillah dengan mengikuti pelatihan ini, sejumlah pertanyaan bisa terjawab dan menemukan solusinya,” kata Rina Nurjanah selaku Program Development Manager di Tirto.id.
Rina menyebutkan, ada juga ide-ide baru yang muncul dari sesi pendampingan. “Misalnya soal bagaimana melakukan sosialisasi, kerja sama dengan pihak penyedia layanan, hingga aturan turunannya. Kami amat terbantu. Meskipun pelatihan ini telah selesai, PR selanjutnya masih menanti yaitu mengimplementasikan semua yang terkait aturan ini secara menyeluruh.”
Media lain yang mengikuti sesi pendampingan adalah Kalesang.id, media anggota AMSI dari wilayah Maluku Utara. “Masukan dan solusi saat coaching sangat bermanfaat untuk proses penyempurnaan SOP untuk perusahaan kami ke depan,” kata Wendy Wambes selaku Pimpinan Perusahaan di Kalesang.id yang menjadi bagian dari tim kecil penyusunan SOP. “Tahapan selanjutnya setelah pengesahan SOP KBGO ini, Kalesang.id akan melaksanakan MoU dengan dua lembaga eksternal, sosialisasi SOP ke karyawan dan mitra kerja kami.”
Salah satu lembaga eksternal yang langsung digandeng Kalesang.id adalah Yayasan Daulat Perempuan Maluku Utara (Daur Mala) yang fokus pada pemberdayaan, penguatan dan advokasi hak-hak perempuan dan anak di Ternate, Maluku Utara. “Media harus memperjuangkan hak-hak korban. Di lapangan, kami masih perlu menyamakan perspektif soal isu Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Ternate. Kehadiran SOP dari Kalesang.id ini adalah langkah maju dan berani, sangat luar biasa. Di masa mendatang, kami berharap tidak ada lagi berita yang mendiskriminasi korban,” kata Direktur Daur Mala, Nurdewa Safar.
Kolaborasi Media dan Forum Pengada Layanan di sesi ini, kesepuluh media champion ini juga bertemu dengan Forum Pengada Layanan, sebuah jaringan pengada layanan bagi perempuan korban kekerasan. FPL memiliki jejaring 87 lembaga pengada layanan di 26 wilayah di Indonesia.
“Selama ini kami di internal FPL bertanya-tanya bagaimana caranya berjejaring dengan teman-teman media, harus bertemu dengan siapa dulu, mulai dari mana…” tutur Novita dari Sekretariat Nasional Forum Pengada Layanan (FPL). “Senang sekali FPL dilibatkan dalam kegiatan ini karena bertemu dengan orang-orang yang memiliki semangat dan niat yang sama dalam mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender.”
Dalam pertemuan ini, FPL langsung mengungkapkan dukungan dan kesediaannya untuk menjadi partner media dalam implementasi SOP, termasuk edukasi bersama terkait isu Kekerasan Seksual (KS) dan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) kepada publik. (r)