34.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaEventApresiasi Sineas Daerah Lewat Festival Film Sangkareang

Apresiasi Sineas Daerah Lewat Festival Film Sangkareang

Mataram (Inside Lombok) – Sebagai sebuah apresiasi terhadap dunia perfilman di Kota Mataram, untuk pertama kalinya akan segera digelar Festival Film Sangkareang (FFS). Selama ini sudah banyak film yang mengangkat nama daerah oleh para sineas di Mataram namun belum diketahui oleh masyarakat luas.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Cahya Samudra mengatakan kegiatan ini digelar sebagai salah satu upaya meningkatkan ekonomi kreatif di Kota Mataram. Selain itu, memberikan perhatian kepada pelaku ekonomi kreatif khusus di dunia perfilman.

“Mereka butuh perhatian. Pemerintah juga memiliki tanggung jawab. Dari 17 sub sektor adalah ekonomi kreatif perfilman,” katanya Senin (15/7) pagi. Ia mengatakan, sineas-sineas di Kota Mataram cukup banyak. Hanya saja selama ini jarang diangkat sehingga belum diketahui oleh masyarakat luas. “Kita pemerintah harus hadir ditengah-tengah mereka,” ujarnya.

Melalui FFS yang sudah diresmikan ini, berbagai kegiatan akan digelar salah satunya workshop di enam kecamatan. Kegiatan ini nantinya akan berisi diskusi dengan masyarakat tentang perfilman. “Silahkan yang ingin belajar dengan perfilman,” katanya.

Kedepan akan ada penghargaan yang akan diberikan kepada para sineas di Kota Mataram. Melalui penghargaan yang diberikan bisa menjadi motivasi untuk meningkatkan kapasitasnya. “Nanti ada award untuk sutradara, pemeran terbaik, kemudian nanti lihat kategorinya biar jadi motivasi,” katanya.

Untuk film yang harus banyak diangkat ini sambung Cahya, Pemkot Mataram memberikan kebebasan kepada sineas untuk berkreasi. “Bebas ini. Tapi selipkan juga edukasi-edukasi kepada masyarakat khusus tentang rokok ilegal,” tegasnya.

Sementara itu, salah seorang sutradara film “Jangan ke Lombok Nanti Tidak Mau Pulang”, Dwi Ahmad mengatakan saat ini film yang sudah diproduksi oleh para sineas cukup bervariatif. Bahkan sudah ada film lokal yang masuk ke festival film internasional.

“Itu memang mereka mengangkat tentang tema-tema budaya dan lingkungan di NTB ini. Itu sangat potensial untuk bisa masuk ke festival film internasional. Kalau dari genre sendiri sebenarnya sudah banyak yang diproduksi,” katanya.

Film-film budaya yang bisa masuk ke festival film internasional itu seperti merariq, peresean, dan lainnya. Selain itu, film tentang tenaga kerja atau buruh migran juga sudah masuk ke festival film yang skala besar. Dengan adanya FFS di Kota Mataram ini, bisa mengumpulkan para pelaku industri film.

“Lebih memperkenalkan film lokal terutama karya-karya anak lokal ke masyarakat yang lebih luas. Kita akan berkolaborasi dengan pelaku film di NTB ini untuk masuk ke dalam festival film ini,” ucapnya.

Untuk tahap pertama ini, sebanyak 10 sutradara film yang sudah terlibat. Nantinya pada setiap workshop akan dibagi-bagi dengan sutradara yang lain. “Nanti titik kedua siapa dan kita akan lakukan di setiap kecamatan. Sampai kita melihat antusias masyarakat,” tegasnya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer