Lombok Barat (Inside Lombok) – Melalui gelaran turnamen ultimate gaming competition selama dua hari di akhir pekan kemarin. Aruna Senggigi ingin memberi ruang untuk anak-anak muda yang memiliki potensi untuk menjadi atlet e-sport.
Ini salah satu upaya untuk menjaring bibit-bibit atlet e-sport potensial di NTB. Terlebih untuk mempersiapkan mereka dalam menunjang NTB sebagai tuan rumah PON 2028 mendatang. Bahkan, hadiah yang disiapkan untuk para pemenang pun mencapai belasan juta rupiah.
“Kami dari Aruna sangat-sangat mendukung, kompetisi e-sport ini. Kami setuju untuk meningkatkan kemampuan benih-benih (calon atlet, Red) supaya bisa go nasional, bahkan internasional,” terang General Manager (GM) Aruna Senggigi, Yeyen Heryawan, akhir pekan kemarin.
Dengan adanya atlet e-sport Indonesia yang berhasil meraih juara dunia. Pihaknya pun melihat potensi besar ini juga ada di NTB. Bahkan peserta yang ikut pun mencapai 200 lebih, yang berasal dari seluruh wilayah di pulau Lombok. Sehingga melalui turnamen e-sport yang dilaksanakan ini, sebagai salah satu upaya pihaknya untuk meningkatkan MICE. Di tengah penerapan efisiensi anggaran oleh Pemerintah yang juga berdampak pada pembatasan kegiatan meeting Pemerintahan di hotel. “Jadi kita juga mencoba mencari market lain (dengan mengadakan event),” imbuhnya.
Selain itu, hal ini juga diakuinya sebagai wujud nyata pihaknya dalam memfasilitasi dan memberikan ruang bagi para pemuda yang memiliki bakat di dunia e-sport untuk mengembangkan diri. “Ini salah satu upaya kami untuk memfasilitasi pengembangan diri, bagi masyarakat NTB khususnya. Agar dapat berkarya dan berkarir di kancah internasional,” harapnya.
Sementara itu Ketua e-sport Indonesia (ESI) NTB, Hafid Hasyim mengapresiasi langkah yang dilakukan Aruna tersebut. Karena dianggap sebagai suatu langkah positif untuk membantu Pemerintah dalam mencari benih-benih potensial atlet e-sport di daerah. Terlebih, selama ini anak-anak yang bermain game masih dipandang negatif oleh sebagian masyarakat.
Padahal kata dia, e-sport saat ini sudah memasuki jenjang yang cukup baik. Karena menjadi salah satu cabang yang dipertandingkan dalam pekan olahraga daerah (Porda), kemudian pekan olahraga provinsi (Porprov), serta pekan olahraga nasional (PON), hingga ajang internasional. “Karena ini menyangkut persoalan berkelanjutan. Bahkan kami, besok di Amerika itu dalam kompetisi sebagai bagian dari olimpiade,” tutur Hasyim.
Sehingga bermain e-sport disebutnya tidak selamanya buruk dan hanya dianggap menghabiskan waktu. Lantaran, mereka juga sudah memiliki jenjang dan peluang yang sama seperti cabang olahraga lainnya. “Dan output yang paling kami harapkan di sini, ini bisa menjadi langkah awal bagi teman-teman untuk menghindari hal-hal negatif,” ungkapnya.
Karena pihaknya bersama dengan para atlet e-sport lainnya juga gencar untuk mengkampanyekan anti judi online dan anti narkoba. Sehingga dengan aktifnya anak muda dalam e-sport ini diharapkan bisa membawa dampak yang positif terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.
Di mana pada awalnya, diakui Hasyim bahwa tantangan e-sport ini untuk bisa diterima dengan positif di tengah-tengah masyarakat, terutama para orang tua, itu cukup berat. Namun, kini pihaknya mengaku sudah berhasil melalui tantangan itu hingga 90 persen.
“Apalagi e-sport ini sekarang diakui dan masuk dalam lembar negara. Kita diterbitkan izin oleh negara masuk dalam cabang olahraga berprestasi karena kami berada di bawah Koni,” tandasnya. (yud)