Mataram (Inside Lombok) – Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Mataram mencatat 8,9 persen atau 2.190 anak di Kota Mataram mengalami stunting. Guna menekan angka tersebut, sidak langsung kasus stunting dilakukan ke masing-masing lingkungan.
Kepala Dikes Kota Mataram, Emirald Isfihan menerangkan pihaknya sudah memetakan kasus stunting yang memiliki komplikasi. Nantinya dari data yang ada akan dilakukan penanganan maksimal dengan skenario pendampingan.
Pendampingan yang akan dilakukan nantinya langsung oleh petugas gizi. Selain itu, pendampingan juga akan dilakukan untuk rutin memeriksakan penyakit yang diderita ke rumah sakit. “Itu skenario berbeda dengan pendampingan dengan petugas gizi. Penyakit-penyakitnya itu kita damping ke rumah sakit dan ini sudah berjalan. Kita tinggal melanjutkan nanti,” katanya, Rabu (31/1) pagi.
Jumlah kasus stunting yang mengalami komplikasi dikatakan Emirald tidak terlalu banyak. Penanganan yang dilakukan lebih difokuskan kepada bayi yang berusia 6-23 bulan atau periode emas. “Kan golden periodenya di sana, tapi tetap yang di bawah lima tahun ini kita intervensi,” katanya.
Dikatakannya, dari enam kecamatan di Kota Mataram hanya Kecamatan Selaparang yang masih berada di angka 10 persen kasus stunting. Dengan jumlah tersebut, Dikes Kota Mataram akan bekerja sama dengan perangkat paling bawah untuk ikut terlibat aktif menurunkan angka stunting. “Nanti ini kita koordinasi dengan camat dan lurah agar lebih intens lagi. Karena langkah ini sudah kita lakukan pada saat di Karang Pule,” tandas Emirald. (azm)