25.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaKesehatanAncaman Kebutaan di NTB Capai 4 Persen, Tertinggi Kedua Se-Indonesia

Ancaman Kebutaan di NTB Capai 4 Persen, Tertinggi Kedua Se-Indonesia

Mataram (Inside Lombok) – Puncak hari penglihatan sedunia dipusatkan Provinsi NTB tepatnya di Kota Mataram. Pada puncak penglihatan ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengajak peserta didik dan masyarakat untuk lebih sadar menjaga kesehatan mata.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB, H. Lalu Gita Ariadi menyambut baik NTB ditunjuk menjadi tuan rumah pada hari puncak penglihatan sedunia. Pemilihan lokasi ini disebut karena ada faktor yaitu positif dan negatif. Untuk faktor negatifnya yaitu karena ancaman kebutaan di NTB cukup tinggi. “Prevalensi ancaman kebutaan kita 4 persen. Tertinggi kedua di Indonesia,” katanya, Kamis (10/10) pagi.

Ia mengatakan, untuk memiliki daya saing ancaman ini harus segera tertangani. Di mana, salah satu penyebab persoalan penglihatan di NTB yaitu penyakit katarak. “Kasus di NTB 37 ribu lebih kasus itu hampir 29 ribu karena katarak,” katanya.

Melihat tingginya kasus katarak ini, Dinas Kesehatan Provinsi NTB dan juga Rumah Sakit Mataram untuk segera menangani permasalahan pada mata. “Terkait dengan katarak ini secara medis kan banyak penyebabnya. Antara lain paparan sinar matahari secara langsung. Maka kita harus berusaha untuk mengatasinya,” katanya.

Sementara itu, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan RI dr Prima Yosephine Berliana Yumiur Hutapea mengatakan dalam rangka hari penglihatan sedunia ini masing-masing daerah menggelar pekan deteksi dini. Kegiatan ini untuk mengetahui kondisi penglihatan masing-masing anak.

Pada pelaksanaan puncak hari penglihatan sedunia, Pemprov NTB menyiapkan alat pemeriksaan mata gratis kepada masyarakat. Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan kacamata kepada peserta.

Gangguan penglihatan yang paling banyak dialami oleh anak-anak di Indonesia yaitu refraksi. Artinya, kondisi di mana cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas. “Penyebabnya bermacam-macam. Misalnya aktivitas dekat dapat menyumbang. Selain genetic itu juga karena baca dekat, gadget,” katanya.

Bahkan dari WHO, gadget tidak hanya menyumbang kesehatan mata tetapi juga secara keseluruhan. “Karena ada gangguan konsentrasi ketika anak terlalu lama bermain gadget,” katanya.

Selain gadget, penyebab lain mempengaruhi kesehatan mata yaitu posisi baca. Aktivitas membaca yang terlalu dekat atau bahkan sambil rebahan disebut mempengaruhi kesehatan mata. “Ini sangat mempengaruhi, tapi sekarang ini akselerasinya lebih cepat karena gawai,” tegasnya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer