25.5 C
Mataram
Rabu, 26 Februari 2025
BerandaKesehatanJumlah Penderita Bertambah, Dikes NTB Fokus Optimalkan Pencegahan dan Penemuan Kasus HIV/AIDS

Jumlah Penderita Bertambah, Dikes NTB Fokus Optimalkan Pencegahan dan Penemuan Kasus HIV/AIDS

Mataram (Inside Lombok) – Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dikes) NTB, jumlah pasien yang meninggal akibat penyakit HIV/AIDS mencapai tujuh orang. Hal ini tentu menjadi perhatian sejumlah pihak lantaran penyakit tersebut telah banyak memakan korban.

Kepala Dikes NTB, Lalu Hamzi Fikri mengatakan, akan segera melakukan penguatan data dan sistem pencatatan pelaporan. Bagi Fikri, hal itu merupakan langkah fundamental untuk memastikan informasi yang akurat dan real-time. Untuk itu, terdapat aplikasi SIHA (Sistem Informasi HIV/AIDS) dan pelaporan secara manual demi memberikan gambaran yang komprehensif mengenai situasi HIV di lapangan.

“Langkah-langkah pelaksanaan mencakup pelatihan dan pendampingan yang intensif. Pelatihan berkala dalam penggunaan aplikasi SIHA bagi pengelola program HIV di kabupaten dan kota dan petugas kesehatan di tingkat fasyankes mengenai pentingnya pencatatan dan pelaporan yang akurat dan tepat waktu menjadi prioritas. Selain itu, monitoring dan evaluasi secara rutin terhadap sistem pencatatan dan pelaporan di setiap fasyankes akan dilakukan untuk memastikan konsistensi dan akurasi data,” ungkap Fikri kepada Inside Lombok, Senin (17/2).

Dikes NTB berkomitmen untuk mengoptimalkan pencegahan dan penemuan kasus HIV/AIDS. Dalam upaya tersebut, Dikes NTB akan meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat serta memperluas akses layanan kesehatan yang ramah bagi penderita HIV/AIDS. Salah satu langkah yang akan diambil adalah memperkuat kerja sama dengan berbagai lembaga terkait, termasuk organisasi masyarakat sipil dan puskesmas, untuk menyebarluaskan informasi terkait pencegahan penularan HIV dan pentingnya tes HIV secara rutin.

Selain itu, Dikes NTB juga akan memperkuat sistem deteksi dini dan memberikan pendampingan bagi pasien yang terdiagnosis HIV/AIDS, guna mencegah penularan lebih lanjut dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Upaya ini sejalan dengan program pemerintah pusat untuk menanggulangi penyakit menular tersebut, serta untuk mencapai target nasional dalam mengurangi prevalensi HIV/AIDS di Indonesia. Dikes NTB berharap melalui langkah-langkah ini, jumlah kasus HIV/AIDS dapat ditekan, dan stigma terhadap penderita dapat dikurangi.

Fikri menjelaskan, optimalisasi pencegahan dan penemuan kasus adalah langkah krusial dalam memutus rantai penularan HIV. Fokus utama Fikri adalah memperkuat program skrining, penjangkauan, dan layanan kesehatan terutama untuk populasi kunci dan berisiko. Saat ini telah ada Program PrEP (Pre Exposure Prophylaxis/Profilaksis Pra Pajanan penggunaan obat antiretroviral (ARV) yang bertujuan agar tidak terinfeksi HIV.

PrEP dapat diminum selama seseorang berada dalam risiko tinggi terinfeksi tinggi terkena HIV, PrEP dapat mengurangi risiko hingga lebih dari 90 persen jika dikonsumsi dengan dosis yang tepat dan disiplin menggunakan kondom. Layanan program skrining akan ditingkatkan cakupan dan jumlahnya di berbagai fasyankes melalui penyediaan layanan skrining di puskesmas, rumah sakit, dan klinik-klinik.

Penjangkauan aktif kepada populasi kunci seperti pekerja seks, pengguna narkoba suntik, laki yang berhubungan seks dengan laki, dan transgender juga akan ditingkatkan dengan melibatkan LSM dan komunitas yang sudah bekerja di lapangan.

“Selain itu, penggunaan klinik bergerak untuk mencapai daerah-daerah hotspot dan populasi yang sulit dijangkau juga akan diimplementasikan. Mobile clinics ini akan menawarkan layanan tes HIV, konseling, dan distribusi kondom serta informasi edukatif. Kerjasama lintas sektor dengan sektor pendidikan dan pekerjaan juga akan dilakukan untuk mengadakan program skrining di sekolah dan tempat kerja,” tandas Fikri. (gil)

- Advertisement -

Berita Populer