32.5 C
Mataram
Rabu, 1 Mei 2024
BerandaKesehatanKonsultasi Kejiwaan Mungkin Meningkat di Pemilu 2024, RSJ Mutiara Sukma Siapkan Ruangan...

Konsultasi Kejiwaan Mungkin Meningkat di Pemilu 2024, RSJ Mutiara Sukma Siapkan Ruangan Khusus

Mataram (Inside Lombok) – Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Provinsi NTB sudah mempersiapkan ruangan khusus untuk pemilu 2024 ini. Fasilitas ini disiapkan untuk mengantisipasi adanya penambahan pasien yang datang konsultasi kejiwaan hingga rawat inap pasca pemungutan suara.

Direktur RSJ Mutiara Sukma NTB, Wiwin Nurhasida mengatakan pasca pemungutan suara nanti pihaknya sudah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) serta fasilitas yang dibutuhkan. Jumlah tempat tidur yang disiapkan yaitu sebanyak 111 unit.

Meskipun pada pemilu sebelumnya belum pernah ada caleg di NTB yang tidak terpilih masuk RSJ untuk mendapatkan perawatan intensif, langkah antisipasi tetap dilakukan. “Pasca pemilihan nanti itu kita sudah siap sejak sekarang. Dari segi sumber daya dan sarana prasarana dan kontek pelayanan sudah siap,” katanya.

Dikatakan Wiwin, pelayanan di RSJ dilakukan secara khusus sehingga penentuan ruangan yang digunakan juga khusus. Artinya, penempatan pasien akan disesuaikan dengan kondisi yang dialami. “Kalau misalnya kondisinya stabil nanti itu dipindahkan ke ruang yang stabil. Dibedakan juga ruangan laki dan perempuan. Dibedakan juga untuk usia,” terangnya.

- Advertisement -

Selain ruangan rawat inap biasa, RSJ Mutiara Sukma juga menyiapkan ruang VIP jika ada pasien yang menginginkannya. Namun sejauh ini belum pernah ada caleg yang tidak terpilih harus mendapatkan rawat inap.

“Kalau yang konsultasi itu ada. Cuma kan diagnosa khusus untuk kondisi itu tidak berbunyi khusus. Mungkin datang dengan kondisi depresi, cemas dan diagnose itu yang masuk,” katanya.

Dijelaskan Wiwin, penyebab pasien merasa depresi atau cemas yang datang konsultasi ke RSJ Mutiara Sukma tetap dirahasiakan. “Kita juga tidak tahu kan. Itu terjadi di ruang periksa. Tapi ada yang datang konsultasi dan tidak ada yang rawat inap,” tegasnya.

Kondisi kejiwaan pasien banyak faktor yang mempengaruhi tidak saja gagal pada saat pencalonan. Jumlah dokter spesialis jiwa yang bertugas sebanyak lima orang dan tersebar di poli-poli yang ada. “Bisa jadi semua hal lah ya yang mempengaruhi,” katanya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer