27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaKesehatanMusim Pancaroba, Masyarakat Diminta Waspadai Potensi Terkena DBD

Musim Pancaroba, Masyarakat Diminta Waspadai Potensi Terkena DBD

Mataram (Inside Lombok) – Dinas Kesehatan (Dikes) NTB mengimbau masyarakat untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) selama musim pancaroba saat ini. Beberapa potensi penyakit kerap muncul, salah satunya seperti demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dikes NTB, Hamzi Fikri mengatakan kasus DBD di NTB memang tidak terlalu tinggi. Namun potensi penyakit itu tetap perlu diwaspadai. “Ini tahun yang memang tidak terlalu tinggi kasus secara kumulatif di NTB. Seperti sekarang posisinya hujan dan kemudian agak jarang hujannya, tidak melonjak kasusnya. Yang kita khawatirkan kalau dia hujan kemudian stop kemudian tiga hari hujan lagi. Kalau seperti itu kita harus waspada,” katanya.

Upaya untuk menjaga kebersihan, lanjut Fikri, bisa dilakukan dengan menutup kaleng bekas, menutup tempat penampungan air sangat penting untuk mencegah timbulnya DBD. “Bersihkan lingkungan itu yang terpenting,” tegasnya.

Untuk diketahui, kasus DBD di NTB sepanjang tahun 2023 mencapai angka 3.449 kasus. Pada bulan Desember, DBD di NTB tercatat sebanyak 199 kasus dari seluruh Kabupaten/Kota dengan 1 kasus kematian di Lombok Tengah.

Dirincikan, kasus tahun 2023 di Mataram 408 kasus, Lombok Barat 265 kasus, Lombok Tengah 250 kasus, Lombok Timur 428 kasus, dan Lombok Utara 441 kasus. Selain itu, Sumbawa Barat 177 kasus, Sumbawa 325 kasus, Dompu 260 kasus, Bima 623 kasus, dan Kota Bima 272 kasus.

Target jumlah persentase angka kematian atau biasa disebut dengan Case Fatality Rate (CFR) DBD Provinsi NTB adalah kurang dari 1 persen, dan pada bulan Desember 2023, CFR NTB telah mencapai 0,72 persen.

Meski demikian, adanya kasus kematian baru akibat DBD pada Desember 2023 menjadi catatan bagi Pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Upaya pencegahan DBD di NTB mengutamakan kerja sama dan koordinasi antara Provinsi, Kabupaten/Kota serta Puskesmas. Salah satunya dengan pemberian larvasida yang dilakukan oleh Puskesmas di bawah pemantauan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,” tegasnya.

Pemeriksaan DBD menggunakan antigen sebagai upaya penemuan dini kasus DBD. Alat diagnostik cepat tersebut didistribusikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi kepada Kabupaten/Kota. Perlu diketahui kasus kematian akibat DBD terjadi sebagian besar disebabkan terlambatnya penderita dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga peran masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam penanganan kasus DBD.

“Apabila merasakan gejala DBD, masyarakat diimbau untuk dapat segera membawa penderita ke Rumah Sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Secara umum kasus DBD di NTB mengalami kenaikan pada awal tahun, kemudian menurun menjelang pertengahan tahun dan sedikit meningkat menjelang akhir tahun,” tegasnya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer