24.5 C
Mataram
Minggu, 20 Oktober 2024
BerandaKesehatanSudah 10 Tahun Tidak Ada Kasus, Lobar Optimis Jadi Kabupaten Bebas Frambusia

Sudah 10 Tahun Tidak Ada Kasus, Lobar Optimis Jadi Kabupaten Bebas Frambusia

Lombok Barat (Inside Lombok) – Lombok Barat sudah melalui serangkaian proses penilaian untuk menjadi kabupaten bebas penyakit frambusia. Sesuai dengan program dan target kementerian kesehatan RI.

Kadis Dikes Lobar, Arief Suryawirawan menuturkan bahwa sebenarnya selama 10 tahun terakhir ini, Lobar sudah bebas frambusia. “Sebenarnya frambusia ini penyakit kulit (gatal-gatal). Yang kita (Lombok Barat, Red) sudah tidak ada kasus 10 tahun terakhir,” terang Arief, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Jumat (18/10/2024).

Kata dia, saat ini pemerintah pusat tengah berupaya agar di tahun 2024 ini kabupaten/kota di seluruh Indonesia bebas frambusia. Salah satu caranya dengan mentracking kasus terakhir yang ada di wilayah tersebut, terutama wilayah tropis. “Ternyata di Lombok Barat sudah tidak ada kasusnya,” tegas dia.

Di mana penyakit tersebut diakuinya biasanya berkembang dan saling menulari, di lingkungan yang kurang sehat. Yang masyarakatnya kesulitan akses untuk air bersih. Sehingga kebersihannya sulit terjaga. “Karena akses air bersih sekarang di sini (Lobar, Red) sudah bagus, maka penyakit ini sudah hilang. Yang penting kan cuci tangan pakai sabun,” jelas pria yang hobi membuat konten wisata ini.

- Advertisement -

Sehingga untuk bisa benar-benar menuntaskan masalah kesehatan semacam itu. Bupati diakuinya telah meminta agar Dikes melakukan penanganan tidak hanya di hilir saja, tetapi juga mulai dari hulunya. Karena itu menyangkut persoalan yang cukup kompleks, mulai dari masalah lingkungan, kemudian juga sosial.

Arief mengatakan, kasus frambusia ini kembali menjadi atensi Kementerian Kesehatan karena di wilayah Asia. Hanya di Indonesia yang masih ada temuan kasus frambusia. “Karena di Asia, tinggal Indonesia yang masih ada kasus ini (frambusia, Red) Kasusnya ada sekitar 68 kalau gak salah. Makanya didorong harus selesai,” paparnya.

Di mana penularannya dikatakan Arief biasanya melalui kontak kulit. Dan pengobatannya cukup menggunakan obat antibiotik, tanpa ada vaksin khusus. Dalam penilaian ini, seluruh kepala puskesmas hingga para pemegang program frambusia di Lobar telah dipanggil untuk diperiksa kelengkapan dokumen penilaiannya apakah Lobar memang layak dinyatakan bebas frambusia. “Insyaallah ini kalau hasil penilaian kita bagus, nanti di tahun 2025 Lombok Barat akan terima penghargaan (bebas frambusia) di Jakarta,” pungkasnya. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer