Mataram (Inside Lombok) – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Mataram sudah mencapai puncaknya. Hingga pertengahan April ini, jumlah kasus DBD di ibukota Provinsi NTB ini yaitu sebanyak 280 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Emirald Isfihan mengatakan peningkatan kasus DBD saat ini sangat dipengaruhi oleh perubahan cuaca yang terjadi. Meski sudah mencapai puncak kasus, tidak menutup kemungkinan bisa saja ada temuan kasus tambahan.
“Ini sudah di puncaknya sebenarnya bulan April, tapi kita tidak tahu lagu di pertengahan April ini. Mudah-mudahan kita berharap tidak ada kasus lagi lah,” katanya. Kasus DBD paling banyak ditemukan di kawasan padat penduduk dan masyarakat diminta untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus dilakukan. “Kepadatan penduduk juga dan di sana lagi kita gencarkan penanganannya. PSN pokoknya terutama,” lanjut Emirald.
Dinas Kesehatan Kota Mataram menargetkan tidak ada lagi tambahan kasus hingga akhir April ini. Seperti tahun lalu, kasus DBD hingga triwulan kedua sampai 300 kasus. “Mudahan-mudahan cuma 200-an. Jangan sampai diatas 300 karena tahun lalu kita bisa menekan sampai di angka 300-an,” tegasnya.
Terkait kasus kematian diharapkan tidak ada penambahan kembali. Di mana, sepanjang tahun 2024 ini sebanyak dua kasus kematian disebabkan karena DBD. “Tidak ada lagi kematian. Diharapkan tidak ada lagi,” katanya.
Petugas – petugas puskesmas lanjutnya tetap melakukan promosi ke masyarakat. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesadaran dan edukasi masyarakat agar memeriksakan kesehatan jika ada gejala-gejala demam. “Di hari pertama pasca libur panjang itu pasien yang merasakan demam satu atau dua hari langsung memeriksakan kesehatannya,” ucapnya.
Pemeriksaan lebih awal dijelaskan Emirald akan meminimalisir dampak. Masyarakat katanya tidak perlu tahu tentang kondisi lebih detail jika sudah ada gejala demam. “Yang penting demam. Pasien itu langsung diperiksa. Apalagi demam tidak ada gejala yang lain,” ungkapnya. (azm)