Mataram (Inside Lombok) – Angka stunting di Kota Mataram terus mengalami penurunan signifikan. Sampai dengan Juli ini, angka stunting di Kota Mataram sudah berada di posisi 7,9 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. Emirald Isfihan mengatakan penurunan angka stunting merupakan hasil kerja bersama dengan semua organisasi perangkat daerah (OPD). “Ini hasil kerja kolaboratif semua pihak untuk bisa menurunkan angka stunting,” katanya.
Penanganan stunting sambung Emirald dilakukan oleh sejumlah pihak yang telah mengambil peran masing masing mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkot Mataram. Pihak swasta, PKK, para kader, dan semua pihak lainnya sangat berpengaruh dalam mencapai target penurunan.
“Kita juga melakukan program validasi data kasus stunting yang dilaksanakan dalam dua langkah yakni validasi di tingkat Puskesmas dan mengecek secara langsung dengan mengumpulkan balita stunting untuk memastikan data yang ada sesuai dengan kondisi di lapangan.”ujarnya.
Disebutkannya, 7,9 persen angka stunting di Kota Mataram atau sebanyak 1.900 an balita. Dimana sebelumnya angka stunting di ibukota provinsi NTB ini yaitu lebih dari 2.000 orang balita. “Nanti kita kumpulkan sesuai dengan rangkaian HUT Kota Mataram,” katanya.
Validasi angka stunting ini kata dr. Emirald masih tetap berjalan di puskesmas. Untuk zona merah stunting di Kota Mataram yaitu di Selaparang. “Kemarin kan Jempong tapi sekarang sudah bisa ditekan kesana,” katanya.
Ditegaskannya, saat ini semua wilayah di Kota Mataram sudah di bawah angka 10 persen kasus stunting. Pencapaian ini berkat kerja keras dan gotong royong yang terus berlanjut, angka stunting di Kota Mataram dapat diturunkan lebih jauh lagi. “Artinya satu digit semua ini. Kalau yang awal-awal kan ada yang satu digit ada yang dua. Kalau sekarang sudah di satu digit,” katanya. (azm)