Mataram (Inside Lombok) – NTB tercatat masuk enam besar provinsi dengan kasus stunting tertinggi di Indonesia versi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di 2022 lalu. Upaya menurunkan angka stunting itu pun terus dilakukan pemerintah daerah, salah satunya dengan mengkampanyekan gemar makan ikan.
Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) NTB, Lale Prayatni Gita Ariadi mengakui konsumsi ikan secara reguler dapat membantu mendukung penanganan stunting. “Gemar makan ikan merupakan langkah awal untuk menangani masalah Stunting di NTB,” ujarnya.
Ikan diyakini menjadi salah satu sumber protein hewani yang baik dan mengandung asam lemak omega-3 yang penting untuk kesehatan jantung dan fungsi otak. Ikan juga mengandung vitamin dan mineral seperti vitamin D, vitamin B12, selenium, dan yodium yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Konsumsi ikan yang cukup dapat membantu mencegah stunting pada anak, terutama pada wilayah yang memiliki masalah stunting yang cukup tinggi.
Sosialisasi gemar makan ikan ini pun salah satunya akan dibantu oleh PT. MTN yang rencananya mengadakan acara gemar makan ikan bersama Pemprov NTB dan TP-PKK NTB. “Tentu hal baik ini kita akan dukung,” ungkapnya.
Sementara itu, Government Relations Bali-Nusra eFishery PT. MTN, Raden Bagus Faizal Sidharta mengungkapkan bahwa upaya gemar makan ikan atau hari makan ikan menjadi upaya untuk membantu program pemerintah terutama penanganan stunting. “Kita ingin membantu pemerintah dan bekerja sama dengan PKK, untuk mengajak masyarakat gemar makan ikan. Karena ikan mengandung protein tinggi bagi tumbuh sehat anak,” ujarnya.
Berdasarkan data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) per September 2023 yang dirilis oleh Dinas Kesehatan NTB, tingkat stunting di NTB tercatat turun menjadi 13,78 persen, melebihi target yang telah ditetapkan untuk tahun 2023 yakni 16 persen.
Penurunan stunting NTB lima tahun terakhir sendiri dicatat mulai 2019 sampai dengan September 2023 dengan total input data mencapai 99,58 persen. Rinciannya, pada 2019 angka stunting NTB mencapai 25,9 persen, turun 2,4 persen; di 2020 angka stunting di angka 23,51 persen, turun hingga 4,3 persen; di 2021 angka stunting ada di posisi 19,23 persen, turun 2,4 persen; di 2022 angka stunting 16,84 persen, turun hingga 3,0 persen; karena itu angka stunting di 2023 sekitar 13,78 persen. (r)