27.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaKriminalPenipuan Modus Top Up Dana Kembali Hantui Kurir Lokal di Mataram

Penipuan Modus Top Up Dana Kembali Hantui Kurir Lokal di Mataram

Mataram (Inside Lombok) – Sejumlah kurir lokal di Kota Mataram kena penipuan orderan fiktif atau pesanan tanpa penerima. Modus yang dilakukan oleh oknum penipu dengan meminta top up dana untuk membayar pesanan dan ongkos kirim dari barang yang diantarkan.

Aksi penipuan ini pun merugikan para kurir. Pasalnya, tidak hanya satu orang kurir saja kena, melainkan sudah beberapa. Seperti yang dialami oleh salah satu jasa pengiriman lokal di Mataram yang kurirnya menjadi korban penipuan orderan fiktif tersebut.

Pemilik salah satu jasa kurir lokal di Mataram, Riesty Utami menceritakan awalnya oknum penipu itu meminta dibelikan barang dengan menggunakan jasa kurir. Setelah format pesanan diteruskan ke kurir, maka ongkos kirim seharusnya dibayarkan pemesan.

“Selanjutnya kurir dengan customer ini komunikasi, seperti share lokasi dan kesempatan costumer ini menghubungi kurir kita untuk minta di top up kan (Dana, Red),” ujar Riesty saat dihubungi, Kamis (21/3).

Ketika barang-barang yang dipesan sudah ada, kurir mengantarkan ke alamat penerima. Namun sayangnya alamat penerima kosong dan ternyata alamat itu sering digunakan untuk alamat penipuan. “Setelah itu dihubungi sama kurir kita dan penerima langsung blokir nomor kita,” ucapnya.

Ada juga modus di mana pelanggan memesan kurir untuk minta dibelikan makanan siap saji. Ketika sudah dibelikan, pelanggan meminta top up kepada kurir. Bahkan kurir sempat akan mengisikan dana yang diminta ke salah satu ritel modern, namun di lokasi tersebut sudah ada kurir lain yang menjadi korban top up dana yang diminta dan menyarankan agar hal itu tidak dilakukan. “Alasannya untuk token listrik. Kalau dari kurir mau men-top up kan, mungkin mikirnya membantu,” ucapnya.

Menurutnya para penipu ini merupakan komplotan. Karena jasa kurir miliknya sudah tiga kali menerima orderan fiktif seperti itu. “Kami harapkan pihak kepolisian jangan anggap enteng dengan kejadian seperti ini. Karena kurir-kurir juga sudah capek seharian di jalan, malah dirugikan lebih banyak dari pendapatan harian mereka,” imbuhnya.

Diakui, untuk di jasa kurir miliknya kerugian yang dialami memang belum terlalu besar, yakni Rp300-350 ribu. Namun bagi kurir dengan penghasilan kecil, nilai tersebut cukup besar. Meski pihaknya berinisiatif mengganti kerugian kurir yang menjadi korban.

“Setelah itu kami sounding ke kurir-kurir, bahwa itu bukan tanggung jawab owner. Jika terjadi lagi owner tidak bertanggung jawab lagi. Itu sudah menjadi risiko kurir itu sendiri,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer