31.5 C
Mataram
Senin, 22 Desember 2025
BerandaLingkunganDiduga Akibat Proyek Pembangunan, BKKPN Selidiki Kerusakan Terumbu Karang di Gili Meno

Diduga Akibat Proyek Pembangunan, BKKPN Selidiki Kerusakan Terumbu Karang di Gili Meno

Lombok Utara (Inside Lombok)- Proyek pembangunan pengaman pantai di perairan Gili Meno, Kabupaten Lombok Utara (KLU), yang dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara I menuai sorotan. Proyek ini diduga menyebabkan kerusakan terumbu karang di salah satu destinasi wisata snorkeling favorit tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Wilayah Kerja Gili Matra memastikan akan melakukan pengambilan data dan kajian mendalam terkait persoalan tersebut. “Kami akan segera mengambil data dan melakukan kajian komprehensif terkait kerusakan ini,” ujar Koordinator BKKPN Kupang Wilayah Kerja Gili Matra, Martanina, Rabu (20/8).

Saat ini tim yang berkompeten masih melakukan monitoring biota laut dilindungi, sehingga pengambilan data kerusakan terumbu karang akan dilakukan setelahnya. Timnya akan menggunakan metode ilmiah untuk mengukur tingkat kerusakan, lokasi, jumlah, dan penyebabnya secara akurat. Indikasi awal dari video yang beredar di masyarakat menunjukkan kerusakan karang terjadi akibat benturan dengan material dari kapal tongkang yang digunakan dalam proyek. “Dugaan itu masih harus kami kaji lebih lanjut. Jika memang terbukti ada kerusakan, kami akan melaporkannya kepada instansi terkait sesuai prosedur dan mengambil langkah pengendalian sebelum laporan diserahkan ke pusat,” tegasnya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai II BBWS Nusa Tenggara I, Lalu Nasrudin, membantah tuduhan pengrusakan yang disengaja. Ia mengakui kemungkinan benturan material proyek dengan terumbu karang bisa saja terjadi akibat arus laut yang deras, terutama pada malam hari. Sebagai bentuk tanggung jawab, pihaknya telah berkoordinasi dengan BKKPN Kupang untuk melakukan restorasi terumbu karang yang terdampak. “Proyek pengaman pantai ini merupakan program pemerintah pusat yang didanai APBN tahun 2025. Tujuannya sangat mendesak, untuk mencegah abrasi yang terus mengikis garis pantai Gili,” ujarnya.

Dikatakan sejak tahun 2011 hingga 2022, garis pantai di Gili Meno sudah mundur sejauh 35 meter. Maka dari itu, pembangunan ini menjadi langkah krusial untuk menjaga kelestarian garis pantai. Secara teknis, proyek ini mencakup pembangunan tiga titik breakwater dan empat titik groin. “Breakwater berfungsi memecah gelombang di tengah laut, sedangkan groin bertugas menahan pasir di bibir pantai agar tidak tergerus abrasi,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer