Lombok Barat (Inside Lombok) – Dari 20 puskesmas yang ada di Lombok Barat (Lobar), 14 di antaranya sudah melaporkan nol temuan kasus demam berdarah dengue (DBD) baru. Dinas Kesehatan (Dikes) Lobar pun menargetkan bisa segera keluar dari status Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.
Penyakit akibat gigitan nyamuk itu setidaknya diharapkan bisa ditekan hingga di bawah 5 kasus per minggu. Kadis Dikes Lobar, Arief Suryawirawan mengatakan beberapa hari yang lalu Pemda Lobar sudah melakukan evaluasi terkait situasi KLB DBD tersebut, dan dalam dua bulan terakhir kasusnya memang dilaporkan terus menurun.
Selain itu, situasi kasus DBD di Lobar diklaim sudah dapat dikatakan terkendali jika dinilai dari sisi ilmu epidemiologi. Karena warga dianggap sudah tak terlalu resah. “Kita sedang cari momen untuk mencabut KLB DBD. Mudah-mudahan dengan hasil pertemuan kemarin dan arahan pak Pj Bupati mengajak semua Camat, Kapus untuk intensifikasi lagi PSN (pembasmian sarang nyamuk),” ujar Arief saat dikonfirmasi di kantornya, Jumat (02/07/2024).
Pihaknya mengakui di minggu terakhir Juli kemarin memang PSN sedikit kendor. Karena bersamaan dengan kegiatan imunisasi polio yang juga dilakukan secara serentak. Oleh karena itu, saat ini kegiatan PSN kembali digalakkan. “Mudahan bisa setelah selesai tahap kedua (bulan ini) bisa dicabut KLB,” sambungnya.
Dia menjabarkan enam indikator penilaian agar status KLB tersebut bisa dicabut. Namun, kata Arief, dari enam indikator itu yang belum bisa dicapai saat ini, terkait syarat minimal temuan kasus DBD baru yang harus di bawah 5 dalam seminggu.
“Kasus sempat naik karena mulai dilaksanakan PIN (pekan imunisasi nasional) sehingga pelaksanaan PSN sedikit kendor. Karena itu PJ Bupati meminta agar diaktifkan lagi PSN. Mudah-mudahan 10 hari ke depan bisa turun lagi kasusnya,” harap dia.
Padahal di minggu pertama Juli lalu, kasus baru sempat menyentuh angka 10. Kemudian di minggu kedua turun menjadi 7. Namun, di minggu ketiga bulan Juli, temuan kasus DBD baru di Lobar justru meningkat sampai 16 kasus. “Tapi pada minggu keempat bulan Juli turun lagi menjadi 9 kasus,” beber Arief.
Jika melihat angka kasus bulanan, pada Mei lalu sempat terjadi lonjakan mencapai 207 kasus. Kemudian di Juni tren DBD di Lobar mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi 137 kasus, hingga pada Juli kemarin menjadi 42 kasus.
Kemudian jika dilihat dari kasus per puskesmas, Arief menjabarkan bahwa dari 20 puskesmas di Lobar, ada 14 puskesmas yang saat ini sudah nol temuan. Di antaranya Puskesmas Banyumulek, Dasan Tapen, Eyat Mayang, Gerung, Gunungsari, Jakem, Kediri, Lingsar, Meninting, Narmada, Pelangan, Penimbung, Sedau dan Sesela. Sedangkan enam puskesmas yang masih ditemukan ada kasus DBD, seperti Puskesmas Sigerongan, Perampuan, Kuripan, Labuapi, Sekotong dan Suranadi.
Untuk enam puskesmas tersebut, Arief menekankan koordinasi pelaksanaan PSN dengan Desa maupun Kecamatan bisa lebih digencarkan. Sementara puskesmas yang nol temuan diminta untuk mempertahankan kondisi tersebut. (yud)