Lombok Barat (Inside Lombok) – Azalea Annisa Rengganis menjadi anggota DPRD Lobar perempuan termuda yang telah dilantik bersama 44 anggota dewan terpilih lainnya. Perempuan berusia 26 tahun yang merupakan anak mantan ketua DPRD Lobar, Nurhidayah itu terlihat hadir bersama sang nenek yang terus menggandengnya setelah pengucapan sumpah dan janji di ruang sidang DPRD Lobar, Rabu (21/08) kemarin.
“Jadi, memang ini (terpilih jadi DPRD) adalah amanah yang sudah diberikan oleh masyarakat Gunungsari dan Batulayar,” ucap perempuan yang akrab disapa Annisa itu, saat ditemui usai pelantikan, Rabu (21/08/2024).
Dirinya ingin membuktikan bahwa anak muda pun bisa terlibat aktif dalam berpolitik dan melalui politik itu, mereka akan bisa membantu menyuarakan kebutuhan masyarakat. Bahkan bisa berkontribusi untuk membuat kebijakan yang bisa memihak kepada masyarakat. “Saya berharap dengan adanya saya sebagai sosok muda di lembaga legislatif ini, bisa memotivasi teman-teman muda juga untuk tidak apatis terhadap politik,” terangnya.
Karena jika para kaum muda juga berani untuk terlibat langsung dalam politik, maka mereka memiliki kesempatan dan peluang untuk membangun daerahnya untuk menjadi lebih baik. “Dengan posisi perempuan dan anak muda, pastinya kita harus memajukan juga anak-anak muda di daerah. Untuk bisa maju bersama-sama,” ungkap politisi muda dari partai Gerindra itu
Annisa juga mengakui, selain terinspirasi oleh sang ibu yang merupakan politisi senior di Lombok Barat. Namun, keterlibatannya dalam perpolitikan ini karena keinginannya untuk dapat membantu masyarakat di daerahnya. “Kita anak muda ini malah harusnya punya lebih banyak peluang untuk bisa ngebantu orang-orang. Pertama dari segi fisik, yang muda biasanya lebih kuat, terus dari pemikiran juga, ide-idenya akan lebih kreatif, bisa lebih banyak menyumbangkan pikiran yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh orang-orang yang lebih tua. Dan lebih terbuka terhadap perubahan,” jelasnya.
Kata dia, walaupun dalam politik anak muda memang dituntut untuk lebih banyak belajar. Namun, itu dinilai sebagai sarana untuk menggali potensi dan peluang yang lebih banyak lagi sebagai bekalnya. “Karena politik itu sangat dinamis, gak bisa ketebak. Cuma memang itu jadi tantangan sendiri,” pungkasnya.
Selain itu, ia memandang perempuan yang maju dalam kontestasi politik itu juga memiliki privilege. Karena memiliki hati yang lebih perasa. Sehingga kepekaan terhadap kondisi masyarakat, bisa menjadi salah satu modal untuk lebih dekat dengan mereka. (yud)