Lombok Barat (Inside Lombok) – Berangkat dari kekhawatiran dan rasa prihatin melihat kondisi pariwisata di Lombok Barat (Lobar) yang seolah kian terabaikan, terlebih setelah dihantam gempa Lombok 2018 silam dan pandemi Covid-19 di 2020 lalu, Ketua DPRD Lobar, Nurhidayah menginisiasi penggarapan dan penerbitan buku berjudul “Jalan Baru Pariwisata Lombok Barat”.
Penerbitan buku ini diharapkan mendorong kebangkitan kembali pariwisata Lobar yang sebelumnya sempat menjadi primadona pariwisata NTB, salah satunya lewat destinasi wisata seperti Senggigi.
Nurhidayah menuturkan ide awal diterbitkannya buku setebal 164 halaman itu, berangkat dari keprihatinannya lantaran selama ini pemerintah, baik pusat dan di tingkat provinsi, terkesan justru lebih banyak mempromosikan pariwisata di kawasan Mandalika secara besar-besaran. Hal itu dinilai membuat Senggigi, yang sejak awal sudah menjadi ikon pariwisata NTB, justru terkesan dilupakan.
“Saya ini, sempat jalan-jalan ke Jakarta, tapi sebagian besar warga di sana mereka tahunya adalah Pantai Mandalika. Padahal Mandalika itu baru dikenalkan karena ada balapan MotoGP. Inilah akibat dari promosi besar-besaran yang dilakukan,” ungkapnya dalam acara peluncuran buku tersebut, Senin (20/05/2024) sore.
Ia pun mengaku sedih dan heran, kini pariwisata di Lobar justru mulai memudar dari benak masyarakat luar. “Di sini, jujur saya miris kok bisa, ada sedikit yang tahu soal Pantai Senggigi,” imbuhnya.
Dia menilai hal itu juga kian diperparah dengan kondisi kawasan wisata Senggigi yang dalam beberapa tahun terakhir terkesan tak kurang perhatian Pemda Lobar, hingga banyak ditinggal wisatawan lantaran kondisinya yang gelap dan kotor. “Jadi, sisi gelap ini yang membuat saya tergugah. Karena potensi pariwisata Lobar ini sangat tinggi dengan memiliki paket pariwisata yang lengkap,” ungkap politisi perempuan asal Gunungsari ini.
Ia mengatakan bahwa dari 120 desa yang ada di Lobar, umumnya potensi pariwisata itu tersebar hampir merata. Mulai dari kawasan Pantai Mangsit di Desa Senggigi, hingga Pantai Nambung di Sekotong. Tidak hanya pantai, potensi wisata alam lainnya yang ada di desa-desa wisata di Lobar juga memiliki keunikan tersendiri. Mulai dari kekayaan alam dan agrowisata di wilayah Narmada, Lingsar, hingga wisata Golden Melon di Kebon Ayu, Gerung.
“Selama ini, perhatian destinasi wisata oleh Pemda di Lobar tidak maksimal. Maka saya mencoba menggagas untuk mengenalkan wisata Lobar untuk mengulangi sejarah kebangkitan pariwisata Lobar kedepannya melalui buku yang saya buat ini,” terangnya.
Ia menilai masih banyak potensi pariwisata di Lobar ang belum dieksplorasi. Karenanya, lewat buku yang dirilis politisi perempuan dari partai Gerindra ini mencoba untuk memperkenalkan potret kurang lebih 64 destinasi wisata unggulan yang ada.
Nurhidayah mencontohkan Lobar memiliki sebanyak tujuh gili yang indah. Salah satunya Gili Nanggu di Sekotong yang memiliki keindahan bawah laut yang dapat dinikmati dengan snorkeling. Kemudian kawasan Bangko-bangko yang juga ada di Sekotong begitu terkenal sebagai salah satu kawasan surfing kelas dunia.
“Banyak destinasi indah di Lobar yang belum dikenal dan ingin lebih lagi kita kenalkan ke wisatawan. Ini adalah upaya kita untuk membangkitkan kejayaan pariwisata Lobar, utamanya kawasan Senggigi,” tegas dia.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Sekda Lobar, Fauzan Husnadi yang hadir dalam acara peluncuran buku tersebut mengaku kaget lantaran tak menyangka Ketua DPRD Lobar yang dikenalnya piawai memimpin rapat paripurna itu, justru bisa menyempatkan waktu untuk menulis sebuah buku di tengah kesibukannya. Dia pun menuturkan bahwa saat ini Pemda Lobar memiliki program Senggigi Reborn, serta berkeliling ke kawasan wisata lainnya di Lobar.
“Jadi, Senggigi reborn untuk mengembalikan kejayaan Senggigi, dan itu kita mulai karena potensi kita luar biasa. Ada komitmen besar untuk kita lakukan perbaikan pariwisata, yakni dengan menggandeng semua stakeholder pariwisata,” jelas Fauzan. (yud)