Lombok Barat (Inside Lombok) – PT Air Minum Giri Menang (AMGM) mencatat cakupan layanan air bersih telah melampaui target nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2029 yang dipatok sebesar 40 persen. Meski demikian, manajemen PT AMGM menaruh perhatian pada persoalan tekanan air yang belum merata di wilayah ujung pelayanan seperti Kecamatan Sekotong, Lembar, Gerung, dan Kuripan.
Direktur Utama PT AMGM, Sudirman, mengatakan perusahaan terus melakukan transformasi untuk memaksimalkan layanan kepada pelanggan. Perusahaan lintas daerah milik Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Pemerintah Kota Mataram itu tengah menyiapkan peta jalan strategis untuk memperluas jangkauan layanan sekaligus menjawab tantangan geografis di wilayah selatan Lombok Barat.
“Untuk Kota Mataram, cakupan layanan kami sudah menyentuh angka 80 persen. Sementara untuk Kabupaten Lobar berada di posisi 40 persen. Secara akumulatif, rata-rata cakupan PT AMGM mencapai 48 persen,” ungkap Sudirman, Senin (29/12/2025).
Ia menyebut capaian tersebut sebagai bentuk komitmen mendukung visi Presiden Prabowo terkait kedaulatan air bersih. Sudirman menjelaskan, sekitar 97 persen sumber air baku PT AMGM berada di wilayah Lombok Barat, sementara 3 persen berasal dari sumur bor di Kota Mataram. Namun secara distribusi, jumlah pelanggan di Kota Mataram mencapai 85.000 atau 55 persen, sedangkan pelanggan di Lombok Barat sekitar 75.000 atau 45 persen.
Menurut Sudirman, kondisi geografis seperti elevasi tinggi di Dusun Sasak, Desa Tempos, serta wilayah selatan Lombok Barat menjadi tantangan teknis karena sistem distribusi masih mengandalkan energi gravitasi.
“Jarak tempuh pipa yang melintasi Bengkel dan Kediri hingga sampai ke Kuripan membuat volume air sering berkurang di titik terjauh. Kami tidak menggunakan pompa karena biaya operasionalnya akan sangat tinggi. Namun, bukan berarti kami mendiamkan keluhan masyarakat,” jelasnya.
Sebagai respons, PT AMGM menyiagakan Tim Reaksi Cepat (TRC) selama 24 jam untuk melakukan pengaturan katup pada malam hari secara bergantian. Perusahaan juga mengoperasikan Command Center untuk memantau tekanan air secara digital dan real-time.
“Kami ada Command Center, yang memungkinkan manajemen memantau tekanan air secara digital dan real-time di seluruh wilayah layanan. Teknologi ini mampu mendeteksi penurunan tekanan secara dini, baik akibat kebocoran pipa maupun gangguan alam seperti banjir di sumber air baku,” beber Sudirman.
Selain itu, Sudirman menekankan pentingnya laporan pelanggan yang berbasis data. “Setiap aduan wajib menyertakan titik lokasi atau shareloc. Kami akan mencocokkan data tersebut dengan sistem. Kami tidak diizinkan menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) jika laporan tidak lengkap. Demi menghindari cacat administrasi atau manipulasi di lapangan,” terangnya.
PT AMGM juga tengah mengupayakan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Dodokan sebagai solusi jangka panjang. “Jika SPAM Dodokan ini disetujui, maka urusan air untuk saudara-saudara kita di Kuripan, Gerung, Lembar, dan Sekotong akan tuntas. Kapasitasnya sangat besar dan mampu menambah hingga 10.000 sambungan pelanggan baru di luar konsumen yang ada saat ini,” tuturnya.

