Lombok Barat (Inside Lombok) – Pelabuhan Gili Mas Lembar meningkatkan kesiapan layanan untuk menyambut kunjungan kapal pesiar yang dijadwalkan hingga akhir tahun, dengan empat agenda kedatangan pada November. Dua di antaranya, MV Viking Venus pada Sabtu (15/11) dan MV Viking Orion pada Senin (17/11), telah sandar membawa sekitar 800 wisatawan dan 200 kru masing-masing.
Wisatawan kapal pesiar tersebut mengunjungi sejumlah destinasi di Lombok, seperti Senggigi, Kompleks Pura Lingsar, kawasan Narmada, Kota Mataram, serta lokasi wisata lainnya. Kehadiran mereka diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama sektor pariwisata dan UMKM.
Branch Manager PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) Branch Lembar, Kunto Wibisono, menyampaikan bahwa pihaknya mengoptimalkan fasilitas terminal penumpang dan berkoordinasi dengan agen pelayaran, otoritas pelabuhan, aparat keamanan, serta Pemda untuk memastikan proses embarkasi dan debarkasi berjalan lancar.
“Dalam menyambut para wisatawan cruise, kami juga menghadirkan atraksi budaya lokal, seperti gendang beleq,” ujarnya.
Di terminal penumpang, SPMT menyediakan area sambutan dan stan UMKM yang menjual souvenir khas Lombok. Dua kunjungan kapal berikutnya dijadwalkan pada 22 dan 23 November, salah satunya bertonase besar dengan kapasitas hingga 3.000 penumpang. “Ini menunjukkan tren kenaikan volume wisatawan kapal pesiar ke Lombok,” ujar Kunto.
SPMT mencatat peningkatan kunjungan kapal pesiar dalam beberapa tahun terakhir dan menyiapkan strategi pengembangan infrastruktur serta layanan terminal untuk memperkuat daya saing Lombok sebagai destinasi wisata maritim.
“Kami sangat antusias menyambut kunjungan kapal pesiar di bulan November ini,” ujarnya, menegaskan komitmen menghadirkan layanan yang nyaman dan berkesan melalui kesiapan fasilitas, kolaborasi lintas instansi, atraksi budaya, dan dukungan UMKM.
Kunto menambahkan bahwa layanan cruise berperan dalam memperkuat sektor pariwisata sekaligus pemberdayaan ekonomi lokal. Pihaknya terus memantau dan mengevaluasi operasional pelayanan serta menjaga sinergi dengan pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah Daerah, otoritas pelabuhan, aparat keamanan, dan komunitas budaya.

