34.5 C
Mataram
Sabtu, 23 November 2024
BerandaLombok BaratLobar Masuk Siaga Bencana Kekeringan

Lobar Masuk Siaga Bencana Kekeringan

Lombok Barat (Inside Lombok) – Meski sebagian besar kawasan Lombok Barat (Lobar) sempat diguyur hujan beberapa hari terakhir, Pemda Lobar saat ini menetapkan kabupaten tersebut sebagai daerah siaga bencana kekeringan. Terlebih sudah tercatat ada sekitar 16 desa di lima kecamatan di Lobar yang mulai terdampak kekeringan.

Pemda Lobar pun sudah menggelar apel siaga bencana sebagai langkah penanganan kasus kekeringan, Kamis (4/7) kemarin. Menyusul perkiraan BMKG yang memprediksi puncak kekeringan akan terjadi Agustus mendatang.

“Kita naikkan statusnya menjadi siaga, karena sudah ada usulan permintaan air bersih dari tiga desa, yaitu Desa Kuripan Selatan, Desa Banyu Urip Gerung, dan Desa Labuan Tereng,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Lobar, Sabidin saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Kamis (4/7).

Diakui, saat ini pendistribusian air bersih sudah mulai dilakukan sejak pekan lalu. Hujan yang mengguyur wilayah Lobar pun disebutnya masih fluktuatif dan tidak berdampak bagi wilayah yang menjadi langganan kekeringan. “Kita syukuri rahmat hujan dari Allah, tetapi Lobar tetap mengantisipasi terhadap kekeringan,” imbuhnya.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan pembuatan sumur bor di sejumlah titik yang rawan kekeringan dengan menggunakan anggaran yang bersumber dari APBD maupun dana aspirasi DPRD. “Lima titik yang kita bangun sumur bor. Di wilayah Batulayar, Gunungsari dan Lingsar,” bebernya.

Dalam upaya penanganan kekeringan ini, pihak BPBD juga bersinergi dengan OPD terkait lainnya, termasuk juga pemerintah desa (pemdes) setempat yang juga mengalokasikan anggaran untuk pembuatan sumur bor tersebut melalui dana desa (DD) yang mereka miliki. “Ini langkah luar biasa menurut saya untuk mengantisipasi kekeringan,” imbuh Sabidin.

Dirincikan, 16 desa yang saat ini mulai terdampak kekeringan di Lobar, di antaranya ada di Kecamatan Sekotong meliputi Desa Sekotong Tengah, Kedaro, Cendi Manik, Pelangan dan Sekotong Barat. Kemudian di Kecamatan Lembar, ada Labuan Tereng, Sekotong Timur dan Jembatan Gantung.

Selanjutnya di Kecamatan Gerung, yang terdampak ada Desa Banyu Urip dan Tempos. Disusul Kecamatan Kuripan, ada Desa Giri Sasak, Kuripan Timur dan Kuripan Selatan. Terakhir di Kecamatan Batulayar, tepatnya di Desa Batulayar Barat, Bengkaung dan Desa Persiapan Penanggak. “Ini daerah yang sudah termasuk terdampak (kekeringan),” jelasnya.

BPBD juga diakuinya sudah melakukan langkah mitigasi, pelatihan penanganan kekeringan, simulasi hingga sosialisasi. Bahkan imbauan kepada masyarakat juga dilakukan agar menambah pemahaman masyarakat dalam pencegahan.

“Jadi hal penting yang kami sampaikan kepada masyarakat terutama di atas pegunungan untuk membuat penampungan air, kemudian menghemat penggunaan air dan secara massif melakukan reboisasi (penghijauan) itu juga untuk OPD,” imbaunya.

Sejumlah Mobil Tangki Air (MTA) juga sudah dipersiapkan untuk membantu droping air bersih. Sabidin mengatakan MTA itu bantuan dari sejumlah stakeholder yang terus membantu Lobar dalam penanganan kekeringan. Baik itu PT Air Minum Giri Menang, PMI, kementerian sosial hingga damkar. Lantaran hingga saat ini, BPBD Lobar diakuinya memang belum memiliki MTA sendiri. “Itu kurang lebih sekitar 15 mobil MTA. Siap bergerak sewaktu-waktu kekeringan memuncak,” pungkasnya. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer