Lombok Barat (Inside Lombok) – Setiap desa di Lombok Barat (Lobar) dibebaskan melaksanakan pawai takbiran di malam lebaran besok. Selain itu, Pemda Lobar juga merencanakan adanya lomba takbiran secara terpusat di tingkat kabupaten.
“Pawai takbiran kita akan kembali laksanakan secara terpusat di tingkat kabupaten,” ujar Sekda Lobar, H. Ilham yang dikonfirmasi, Rabu (19/04/2023). Pawai itu nantinya akan diikuti 10 kecamatan di Lobar.
Tiap kecamatan diminta mengirimkan tiga peserta dari desa yang telah ditentukan. “Kita harapkan masing-masing kecamatan mengirim tiga perwakilan, terserah desa mana yang mereka pilih. Sehingga seluruh kecamatan berperan aktif dalam kegiatan ini,” terangnya.
Nantinya, peserta pawai takbiran itu akan mulai berjalan dari lapangan Mareje, Gerung menuju mimbar yang akan disiapkan di depan Pendopo Bupati Lobar, lalu masuk ke lapangan yang ada di halaman Kantor Bupati. Ini sebagai upaya untuk mengantisipasi kemacetan seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelum pandemi, saat para peserta dulunya dilepas di tiga titik sehingga rentan menimbulkan kemacetan.
Pemda Lobar pun sudah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti kepolisian, Dishub, hingga Satpol PP untuk memastikan keamanan dan kelancaran jalannya acara. “Kepanitiaannya nanti langsung kita dari kabupaten, ketuanya Asisten 1 dan nanti kita akan minta tolong dari KNPI untuk mengkoordinir di lapangan,” imbuh Ilham.
Masing-masing desa yang mewakili tiap kecamatan diharapkan menampilkan yang terbaik, karena iring-iringan peserta yang mengikuti takbiran di tingkat kabupaten itu akan dilombakan. “Ada penilaiannya, ada jurinya. Nanti akan ada pembinaan setelah itu dari hasil yang dilombakan itu,” jelasnya.
Dengan begitu diharapkan semangat Ramadan dan Idulfitri bisa kembali menggema dengan diadakannya kembali perlombaan pawai takbiran yang sempat vakum selama pandemi Covid-19 kemarin.
Dikonfirmasi terpisah, Kasat Pol PP Lobar, Bq. Yeni S Ekawati menjelaskan bahwa peserta takbiran di kabupaten harus dibatasi untuk mengantisipasi kemacetan dan molornya pawai takbiran. Jika harus diikuti seluruh desa di Lobar, dikhawatirkan pawai akan selesai saat dini hari.
“Kalau yang dulu saja sebelum pandemi, kita bisa tuntas sampai jam 00.00 Wita,” tutur Yeni. Langkah antisipasi perlu dilakukan karena belajar dari yang sebelum-sebelumnya. Saat pesertanya tak dibatasi, tuntasnya disebut jauh dari target.
“Karena sudah 3 kali lebaran kita tidak ada pawai takbiran, ini kan menjadi keinginan masyarakat. Tetapi banyak desa, kecamatan juga yang akan mengadakan sendiri. Justru tidak apa-apa. Itu nanti akan membagi dan memecah keramaian jadinya,” pungkasnya. (yud)